Kemenangan kandidat Ikhwanul Muslimin Muhammad Mursi dalam pemilihan presiden Mesir telah menimbulkan kekhawatiran di Israel di mana media dan para pejabat Israel memperingatkan akan adanya masa depan yang sulit dan samar-samar bagi Tel Aviv.
Para pejabat Israel khawatir bahwa kemenangan Mursi yang bisa mengakhiri perjanjian damai Mesir dengan Israel serta perjanjian ekonomi serta keamanan bilateral yang sangat penting ke Tel Aviv.
Media Israel telah menggambarkan kemenangan Mursi sebagai perkembangan berbahaya bagi Tel Aviv.
Mantan Menteri Pertahanan Israel Binyamin Ben-Eliezer mengatakan kepada radio publik pada hari Senin kemarin (25/6) bahwa Mesir sekarang akan dipimpin “oleh seorang pria yang telah pernah menyembunyikan permusuhan terhadap Israel. Kita harus mencari upaya dialog dengan Islam, dan pada saat yang sama siap untuk perang.”
Analis Alex Fishman juga mengatakan bahwa kemenangan Mursi yang berarti “semuanya terbuka, dan masa depan Israel tidak jelas.”
“Israel harus siap untuk setiap kemungkinan,” tulisnya dalam harian Yedioth Ahronoth, membangkitkan kemungkinan Mesir mengkaji ulang kesepakatan damai, runtuhnya perjanjian ekonomi dan berkurangnya koordinasi keamanan.”
Tapi Israel bukanlah satu-satunya kelompok yang menyuarakan kekhawatiran tentang presiden baru Mesir pada saat sekutu terdekatnya, Amerika Serikat, juga khawatir tentang kebijakan Mursi terhadap Israel. Washington mengatakan ingin Mursi untuk tetap melanjutkan kebijakan rezim sebelumnya di wilayah tersebut.
AS sendiri telah membayar Kairo lebih dari satu miliar dolar per tahun untuk menjaga perjanjian damai Kairo dengan Tel Aviv. Mesir tidak hanya memiliki perjanjian damai dengan Israel, tetapi juga membantu memaksakan pengepungan yang melumpuhkan di Jalur Gaza.(fq/prtv)