Kembali, Sitkom Saudi Munculkan Kontroversi

Sebuah sitkom (komedi situasi) Saudi yang populer telah memicu kemarahan ulama konservatif. Terutama dalam sebuah episode yang menggambarkan Kristen dalam pandangan yang positif setelah kerajaan berusaha menjual dirinya sebagai pemimpin dialog antara agama.

"Tash Ma Tash," yang ditayangkan selama bulan puasa Ramadhan selama 17 tahun ini, memang tidak asing lagi dengan kontroversi.

Arab Saudi, sebagai sekutu Amerika, memang berada dalam sistem monarki mutlak, yang mengawasi peradilan dan pendidikan dan menjalankan kepolisian, serta pedoman Islam yang ketat.

Dalam episode "Uncle Boutros," sitkom itu menampilkan dua orang tokoh Muslim, yang disuruh oleh ayah mereka yang tengah sekarat mati untuk mengunjungi saudara dari ibu mereka di Lebanon.

Setelah kematian ayahnya, kedua anak itu menemui kerabat ibu mereka yang ternyata seorang Kristen dan bernama Paman Boutros, bahkan seorang pendeta. Meskipun terkejut pada awalnya, mereka akhirnya menghormati paman mereka yang Kristen itu, walaupun mereka mencoba untuk mengajaknya masuk Islam dan memberinya Quran. Kedua orang itu digambarkan memuji-muji paman barunya itu dalam masalah keagamaannya.

Beberapa ulama Saudi sama sekali tidak terkesan akan hal itu.

"Seorang Muslim hanya boleh membenarkan satu agama yang benar; Islam," kata Eissa al-Ghaith, seorang hakim di Departemen Kehakiman, dalam sambutannya yang diberitakan di surat kabar al-Madinah pada hari Minggu lalu.

Ulama yang lain, Abdulwahab al-Salhi mengatakan bahwa Tash Ma Tash tidak senonoh.

"Drama ini digunakan untuk menghancurkan prinsip-prinsip Muslim dengan menggambarkan orang Kristen sebagai orang yang taat dan tidak murtad." (sa/abcnews)