Eramuslim – Jabhah Nusra afiliasi al-Qaeda di Suriah, telah berhasil mengkonsolidasikan kekuasaan di wilayah yang membentang dari perbatasan Turki ke Suriah tengah dan selatan, mengalahkan milisi moderat bentukan Barat dan negara teluk.
Sementara Mujahidin Daulah Islam mendapatkan sebagian besar perhatian dunia terutama karena kemampuannya dalam publikasi perang media , Jabhah Nusra diam-diam pun telah menjadi salah satu pemain kunci dalam empat tahun perang saudara di Suriah, mereka mampu memojokkan kelompok pemberontak lainnya yang pro Barat , dan mereka semakin menegakkan hukum Islam di wilayahnya.
Ruang lingkup pengaruhnya sekarang berada di perbatasan Dataran Tinggi Golan dengan Israel, dan keanggotaannya sebagian besar terdiri dari warga negara Suriah yang menolak negosiasi dengan pemerintah Syiah Bashar Assad.
Mujahidin Irak yang kini bermetamorfosis menjadi Daulah Islam adalah sangat berperan membantu menciptakan Jabhah Nusra , menyediakan pembiayaan, mujahidin dan perangkat militer pada tahun 2012. Namun kelompok ini akhirnya memisahkan diri pada tahun 2013 dari ISIS kala itu karena alasan strategis. Jabhah Nusra kemudian mengalihkan kesetiaannya kepada al-Qaeda, dan kemudian bekerja sama dengan kelompok pemberontak Suriah lainnya dalam perjuangan untuk menggulingkan Assad.
Dalam beberapa bulan terakhir, kelompok ini telah dibanjiri kubu pemberontak di provinsi Idlib Suriah, mengalahkan kelompok pemberontak yang didukung AS, Harakat Hazm dan Front Revolusioner Suriah .
Seorang diplomat Barat yang berbasis di Timur Tengah mengatakan Jabhah Nusra lakukan serangan terhadap faksi moderat yang didukung AS setelah koalisi pimpinan Amerika mulai lakukan serangan udara pada bulan September menargetkan mujahidin Daulah Islam dan kelompok Khurasan, yang Washington katakan Kelompok Khurasan adalah sel khusus dalam Jabhah Nusra yang merencanakan serangan terhadap kepentingan Barat.
Jabhah Nusra merespon serangan AS tersebut dengan serangkaian serangan spektakuler menargetkan kelompok pemberontak moderat dan pasukan yang setia dengan Assad di barat laut Suriah, kata diplomat itu.
Kini mereka telah menciptakan kontrol terpadu atas daerah strategis antara Idlib dan Hama (provinsi) di barat laut dan tengah Suriah,” kata diplomat, yang berbicara dengan syarat anonim karena ia tidak berwenang untuk menyampaikan kepada wartawan.
Pada saat yang sama, kelompok ini telah menjadi semakin agresif menerapkan hukum Islam terhadap penduduk lokal seperti juga dilakukan oleh mujahidin Daulah Islam .
Jabhah Nusra juga diketahui telah banyak mengkonversi pemeluk Syiah Druze , sekte Syiah yang hidup di wilayah Jabal al-Summaq Idlib untuk beralih ke Islam Sunni.
Druze, adalah cabang Syiah sejak abad ke 10 , yang terdiri sekitar 5 persen dari populasi sebelum perang Suriah. Selain Suriah, Lebanon dan Israel pun memiliki komunitas Syiah Druze yang besar.
“Syiah Druze di Idlib sedang mengalami hari hari yang kritis , Jabhah Nusra melakukan tindakan menghancurkan kuburan dan tempat-tempat suci (Syiah Druze) ,” Kata mantan menteri Kabinet Lebanon Wiam Wahhab, seorang politisi yang menganut Syiah Druze .
Aktivis memperkirakan ratusan penganut Druze telah mengalihkan agamanya ke Islam . Dalam sebuah dokumen Al Nusra yang diposting online dan tanggal 1 Februari, diuraikan tentang beralihnya ratusan penganut Druze kepada Islam di 14 desa di Idlib . Dan di kota itu dibuatlah kesepakatan untuk menerapkan hukum Islam, menghancurkan makam, pengenaan busana Islami pada perempuan dan berhenti memiliki sekolah yang bercampur antara pria dan wanita .
“Anda akan cenderung melihat perilaku semacam ini dari Al Nusra di provinsi Idlib karena mereka semakin dominan di bagian Suriah,” kata Faysal Itani, warga Druze . “Al Nusra akhirnya ingin memerintah Suriah.” (Arby/Dz)