Sejumlah media melaporkan, Zemerai sejak lama telah bekerja di sebuah organisasi kemanusiaan milik AS. Tudingan yang dilontarkan Pentagon bahwa mobil itu berisi bahan peledak juga tak terbukti.
Zemerai menjadi tulang punggung bagi keluarga besarnya. Ia juga menanggung hidup ketiga saudaranya, termasuk Ahmadi dan anak-anaknya.
“Kini saya yang bertanggung jawab atas seluruh keluarga saya, dan saya tak punya pekerjaan,” keluh Ahmadi.
Ahmadi dan keluarganya mengaku meminta kompensasi dari AS. Mereka menginginkan keadilan bagi keluarga mereka.
“Dan jika mungkin, mereka yang masih tinggal di kompleks ini pun ingin meninggalkan Afghanistan,” tutur Osama Bin Javaid, jurnalis Al Jazeera yang mengunjungi lokasi, menirukan ucapan Ahmadi.
Pada Jumat (17/9/2021), Kepala Komando Sentral AS Jenderal Marinir Frank McKenzie menyebut serangan itu sebagai ‘kesalahan tragis’. Dan, setelah beberapa pekan menyangkal, dia pun akhirnya mengakui bahwa serangan itu telah menewaskan warga sipil tak berdosa, dan bukannya kombatan ISIS-K yang semula disasar. [kompas]