Keluarga Karzai, Antara Amerika dan Taliban

Pemilu Afghanistan hanya tinggal hitungan hari. Dengan suasana yang semakin panas dan kacau, di antaranya dengan perburuan Taliban yang motif dan kegunaannya terus dipertanyakan, pemilu Afghanistan dengan kandidat presiden terbanyak ini berada dalam persimpangan. Sementara Hamid Karzai, sang presiden, dililit dengan berbagai permasalahan yang datang dari berbagai arah: rakyatnya sendiri, Taliban, dan Amerika.

Rakyat Afghanistan dan Taliban sudah sejak lama menjadi PR besar bagi Karzai. Taliban adalah mimpi buruknya setiap hari, karena kelompok pejuang itu memang tidak menyukai Karzai yang memerintah dengan berbagai korupsi dan nepotisme. Nah, yang menarik, Amerika. Ada apa dengan Amerika yang selama ini menjadi sponsor utama Karzai?

Ini ternyata erat kaitannya dengan klan Karzai sendiri. Dua orang saudaranya, Mahmoud dan Ahmed Wali, diduga telah banyak menyelendupkan jutaan poundsterling untuk kepentingan pribadinya di atas penderitaan dan kemiskinan rakyat Afghanistan. Ahmed Wali Karzai, menjadi pesakitan setelah tuduhan ia mengambil keuangan negara sekitar $3 trilyun hasil dari penjualan narkoba saja, sedangkan Mahmoud selama ini menggunakan posisi kakaknya untuk memperkaya diri sendiri dengan jalan pendirian kerajaan berbagai perusahaan dalam negeri.

Sementara Hamid Karzai sendiri tidak melalukan apapun terhadap kedua saudaranya itu. Amerika menganggap hal ini mengganggu operasinya di Afghanistan. “Ini jelek untuk upaya kami melawan para pejuang Taliban.” ujar Max Boot, peneliti senior di Dewan Hubungan Luar Negeri. Bahkan yang membuat Amerika semakin murka, kedua orang saudara Karzai itu diam-diam membantu Taliban.

Ahmed Wali Karzai, 48, langsung membantah. Laki-laki yang mempunyai tanah, transportasi dan bisnis rahasia pribadi di Kandahar ini, menyatakan bahwa tak ada satupun buktinya ia melakukan penggelapan opium ataupun membantu Taliban. Sedangkan Mahmoud Karzai, 54, yang menguasai pertambangan, perusahaan semen dan properti, mengeluarkan bantahan yang sama.

Dengan segela rumor itu, namun tampaknya kans Karzai untuk memenangkan pemilu 20 Agustus cukup besar. Rival utamanya, Abdullah Abdullah, mantan menteri luar negeri Afghanistan, berada dalam tekanan besar pemerintahnya sendiri. (sa/tlgrph)