Keluarga Dibantai Militer AS, Seorang Warga Pakistan Bunuh Diri

Seorang warga Pakistan bunuh diri setelah melihat sembilan anggota keluarganya tewas akibat serangan militer AS ke sebuah desa di kawasan pegunungan Shawal, wilayah Pakistan yang berbatasan dengan Aghanistan.

Pikhawar Khan, 70, menembak dirinya sendiri karena tak kuat menahan duka kehilangan sembilan anggota keluarga sekaligus, termasuk dua anak laki-lakinya, seorang anak perempuan dan tiga cucu laki-laki.

Tetangganya bernama Pazir Khan mengungkapkan, Pikhawar sangat terguncang dan sejak peristiwa yang terjadi Sabtu (23/6) itu, dia terus menangis dan kadang-kadang tertawa. "Saya tidak bisa menjelaskan keadaannya. Dia terus menangis, dan tiba-tiba dia tertawa keras, " kata Pazir.

Menurutnya, Pikhawar sebenarnya berusaha untuk tabah dan awalnya, kondisi tetangganya itu tidak terlalu buruk. Tapi setelah Pikhawar melihat jenazah cucu-cucunya, mentalnya jadi lemah. Sampai akhirnya, ia menembak dirinya sendiri di hadapan sekitar 8 sampai 10 orang, beberapa jam setelah itu.

Pazir menceritakan kembali bagaimana serangan militer AS itu terjadi. Ia mengatakan, helikopter-helikopter dan pesawat tempur AS memuntahkan amunisi dan granat ke desa Shawal. Ia menyaksikan bagaiman ledakan-ledakan granat dan butiran-butiran peluru yang menghantam rumah-rumah di desa itu hingga hancur.

Para tetangga Pikhawar menyatakan, Pikhawar sedang tidak ada di rumah ketika serangan itu terjadi dan hanya satu orang keluarganya, seorang anak kecil yang selamat dari serangan itu.

Pasukan NATO di Afghanistan mengakui adanya operasi serangan yang telah menimbulkan korban di kalangan warga sipil di perbatasan Pakistan-Afghanistan. Menurut NATO, serangan itu dilakukan karena diduga terdapat kelompok pejuang militan di wilayah itu.

Seperti biasanya, NATO hanya menyatakan permohonan maaf atas insiden tersebut. Juru bicara International Security Assistance Force (ISAF) Mayor John Thomas mengakui ada kesalahan dalam operasi serangan itu, namun ia menyatakan bahwa operasi itu dilakukan atas kordinasi dengan militer Pakistan.

Menurutnya, insiden tersebut menyebabkan 10 orang tewas dan 14 orang lainnya luka-luka. Sementara warga desa Shawal menyatakan korban tewas 33 orang.

Analis masalah keamanan Pakistan Profesor Shamim Akhtar menyatakan, pesawat-pesawat tempur AS sudah biasa melintasi wilayah udara Pakistan dan tak seorang pun yang bisa menghentikan mereka.

Ia menegaskan, selama AS tidak meninggalkan Aghanistan, aksi-aksi ekstrimisme akan terus terjadi. "Sampai AS dan kekuatan-kekuatan asingnya meninggalkan wilayah ini, tidak akan ada penurunan apa yang mereka sebut ekstrimisme. Fenomenanya malah makin meningkat. Kenyataannya, AS lah yang menjadi alasan utama munculnya ekstrimisme di kawasan ini, " tandas Akhtar. (ln/iol)