Para Aktivis Syiah menyerukan adanya sanksi diplomatik atas Bahrain, dan mencegah pemimpinnya bepergian, begitu juga mereka menuntut membekukan aset aset mereka. Ini semua karena latar belakang buruknya situasi “hak asasi” Syiah di negara itu.
Para Aktivis tersebut bertemu di Den Haag dalam rangka untuk menarik mata opini publik internasional agar melarang pertemuan pemerintah.
Mereka menuduh dinas keamanan melakukan penyiksaan secara sistematis, dan itu dibantah oleh pemerintah di Bahrain.
Bahrain dikenal sebagai kerajaan Teluk, lebih dari dua tahun yang lalu kerusuhan dan bentrokan antara pasukan keamanan dan pengunjuk rasa dari kelompok Syiah.
Para pengunjuk rasa menuntut hak-hak politik yang lebih besar bagi kelompok Syiah dari pemerintah Islam Sunni-mayoritas. (zae)