Kelompok oposisi utama Mesir – Ikhwanul Muslimin turut diundang dalam acara pidato presiden AS Barack Obama kepada dunia Islam di Kairo hari ini.
"Sebelas dari anggota parlemen kami telah diundang," kata Saad El Katatny pimpinan dari anggota Ikhwan di parlemen – kepada Islam Online.net.
Sebelas anggota parlemen dari Ikhwan akan berada bersama lebih dari 3000 undangan yang diundang untuk mendengar pidato Obama di universitas Kairo pada hari Kamis ini.
Seperti tamu lainnya, undangan yang diterima anggota parlemen dari Ikhwan ditanda tangani oleh Imam besar Al-Azhar dan rektor universitas Kairo.
Al-Azhar yang merupakan universitas terkenal di dunia Islam menjadi salah satu sponsor acara yang akan berlangsung di universitas Kairo.
Perwakilan dari semua kekuatan yang ada di parlemen Mesir, para aktivis, pemuka agama dan tokoh masyarakat mendapat undangan untuk menghadiri acara pidato Obama.
Termasuk tokoh pembangkang Mesir yang menentang rejim Husni Mubarak pada pemilihan presiden tahun 2005 lalu dan sempat dipenjara selama tiga tahun – Ayman Nur juga turut di undang.
Meskipun secara resmi menjadi organisasi yang terlarang sejak tahun 1954, Ikhwanul Muslimin merupakan saingan utama dari partai yang berkuasa yaitu National Democratic Party (NDP).
Ikhwan membuat kejutan dalam pemilu legislatif pada bulan november dan desember tahun 2005 lalu.
Masuk keparlemen sebagai kelompok independen, anggota Ikhwan bisa mendudukkan 88 kursi parlemen atau seperlima dari kursi parlemen yang di dominasi oleh partainya Mubarak NDP.
Mesir atau Amerika
Katatny menegaskan bahwa anggota Ikhwan ada kemungkinan akan menghadiri undangan untuk mendengar pidato Obama.
"Kita tidak akan mengabaikan undangan tersebut begitu saja."
"Ini bukan hal yang aneh kami turut di undang, dan justru merupakan kesalahan seandainya kami tidak diundang. Kami sebagai kelompok oposisi adalah merupakan bagian yang diakui dari spektrum politik Mesir.
Namun, pimpinan Ikhwan menambahkan bahwa mereka tidak begitu jelas, apakah undangan yang mereka terima datang dari keinginan pemerintah Mesir atau AS.
"Jika undangan ini berasal dari keinginan rejim yang berkuasa maka tujuannya jelas adalah untuk meredam kelompok oposisi," ujar Katatny.
"Tapi saya tidak mengesampingkan bahwa bisa jadi undangan ini datang atas tekanan dari Washington."
Namun Katatny tidak menganggap hal ini sebagai tanda bahwa kebijakan AS terhadap Ikhwan telah berubah.
Banyak analis politik menyebut kebijakan administrasi baru Obama untuk menjangkau berbagai kekuatan politik di Mesir, papar Katatny.
"Media AS memperingatkan administrasi Obama bahwa jika dia hanya menemui anggota dari rejim yang berkuasa dan menyampingkan pihak oposisi, maka hal tersebut akan membawa pesan bahwa Washington mendukung rejim otokratik dan mengabaikan kelompok oposisi."
Obama sudah mendapat banyak kritikan atas keputusannya untuk berpidato di Kairo, dengan kelompok HAM yang menyorot reputasi rejim Mesir atas kebebasan politik.
Aktivis kelompok oposisi Mesir menyerukan Obama untuk menegakkan prinsip-prinsip demokratis di Kairo, menyuarakan kekhawatiran bahwa ia tidak mau berjumpa dengan kelompok-kelompok oposisi di Mesir.(fq/iol)