Sebuah kelompok Islam baru muncul di Nigeria dan berjanji untuk membela kepentingan umat Islam di Afrika, mengklaim mereka memiliki pemahaman yang berbeda tentang Jihad dan bersumpah untuk membalaskan dendam pembunuhan terhadap kaum Muslimin, situs berita All Africa melaporkan hari Minggu kemarin (3/6).
Kelompok, bernama Jama’atu Ansharul Musilimina fi Biladin Sudan, (Pendukung Islam di Tanah Sudan) mengatakan dalam sebuah video baru-baru ini yang diposting di internet, menyatakan bahwa mereka tidak menargetkan non-Muslim kecuali untuk membela diri atau jika mereka menyerang umat Muslim seperti kasus di Jos.
Dipimpin oleh seorang pria yang menggunakan nama samaran Abu Usamatul Anshar, kelompok baru ini menyatakan bahwa pemahaman mereka tentang Jihad dalam Islam berbeda dengan kelompok lain, situs All Africa melaporkan.
Dalam video, yang awalnya dibuat dalam bahasa Arab dan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Anshar mengatakan bahwa kelompoknya menganggap siapa pun yang menerima kepercayaan Muslim terkait melakukan suatu tindakan yang diancam hukuman mati seperti yang dinyatakan dalam Al-Quran suci, “menurut laporan tersebut.
“Islam melarang membunuh orang tak berdosa termasuk non-Muslim. Ini adalah keyakinan kami dan kami meyakini hal ini, “kata Anshar.
Anshar mengatakan, kelompoknya tidak akan menargetkan atau membunuh personil keamanan atas nama Jihad tetapi mereka akan melindungi kepentingan Muslim dan Islam di Afrika.
Kelompok Anshar mengharapkan pemerintah Nigeria agar memungkinkan mereka untuk secara bebas menjalankan agama mereka dan untuk selalu melayani keadilan kepada masyarakat, laporan tersebut menyatakan.
Anshar mengatakan serangan terhadap Muslim di Jos pasca kekerasan pemilu presiden Nigeria pada bulan April tahun lalu adalah tindakan yang tidak dapat diterima oleh kelompok mereka.
Pada bulan Maret, setidaknya 10 orang tewas setelah sebuah gereja Katolik menjadi sasaran pembom mobil bunuh diri di Jos yang oleh Boko Haram diklaim merupakan serangan yang dilakukan oleh mereka.
Anshar mengatakan pembantaian merajalela terhadap Muslim di Nigeria tidak akan lagi ditoleransi dan mereka tidak akan menyerang agama atau lembaga pemerintah yang tidak menyerang mereka dan agama mereka,” kata laporan itu.
Menanggapi perselisihan sektarian Islam-Kristen di Nigeria, Anhsar menegaskan bahwa Nabi Muhammad pernah tinggal dengan non-Muslim dan bahkan dengan Yahudi tapi dengan syarat bahwa mereka tidak akan melakukan apapun untuk menyakiti mereka.
Namun Anshar juga mengatakan bahwa kelompok barunya akan menyerang kelompok atau agama yang menyerang Islam dan umat Muslim.(fq/aby)