Kelompok Ekstrim Yahudi Serbu Perkampungan Arab, Inggris Tolak Pejabat Israel

Puluhan aktivis dari kelompok sayap kiri Yahudi menyerbu pemukiman warga Arab di Yerusalem Timur, Minggu (16/3). Puluhan ekstrimis itu berusaha merusak sebuah rumah milik seorang laki-laki Palestina yang dituding sebagai pelaku aksi penembakan di sekolah seminari Yahudi beberapa waktu lalu.

Polisi dan sejumlah saksi mata mengatakan, para ekstrimis Yahudi itu menerobos pagar yang dibuat polisi dan melempari mobil-mobil dan rumah-rumah di Jabal Mukaber, dengan batu. Di pemukiman inilah, keluarga Ala Abu Dhaim, warga Palestina yang dicurigai menyerang sekolah seminari Yahudi awal bulan kemarin, tinggal. Abu Dhaim sendiri baru bisa dimakamkan keluarganya hari Kamis malam lalu, setelah polisi menahan jenazah Abu Dhaim selama satu minggu, untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan selama proses pemakaman berlangsung.

Para aktivis sayap kiri Yahudi itu meneriakkan kata-kata "balas dendam" dan "Arab harus mati." Upaya polisi membubarkan mereka malah memicu bentrok dan aksi lempar batu. "Sekitar dua ratus orang berkumpul di luar desa dan sejumlah aktivis menerobos barikade polisi, " kata juru bicara kepolisian kota Yerusalem, Micky Rosenfeld.

"Mereka melempar batu dan sedikitnya 13 orang ditangkap, " sambungnya.

Sejak insiden penembakan di sekolah seminari Yahudi yang menewaskan delapan siswanya, berita-berita bahwa akan ada aksi balas dendam dari kalangan ultra-nasionlis Yahudi merebak. Sejumlah rabbi Yahudi menyerukan aksi balas dendam dan hukuman bagi keluarga Abu Dhaim.

Inggris Tolak Pejabat Israel

Sementara itu, Inggris menyatakan melarang Moshe Feiglin-ketua Partai Likud-berkunjung ke Inggris. Menteri Dalam Negeri Inggris Jacqui Smith mengirimkan surat resmi larangan itu ke Feiglin yang isinya menyatakan bahwa ‘kedatangannya (Feiglin)tidak kondusif bagi kepentingan publik.’

Inggris menolak kedatangan Feiglin karena Feiglin dianggap salah seorang tokoh Israel yang kerap mengeluarkan pernyataan-pernyataan keras terhadap rakyat Palestina. Inggris juga menilai tindakan-tindakan Feiglin yang suka "menghasut dan membenarkan aksi-aksi terorisme, memprovokasi orang lain untuk melakukan tindakan kekerasan dan melakukan tindakan kriminal serta menimbulkan rasa kebencian, bisa memicu munculnya kekerasan di tengah masyarakat Inggris."

Feiglin adalah satu dari tokoh Israel yang dilarang masuk ke Inggris. Selain Feiglin, Inggris juga melarang mantan perdana menteri Israel Menachem Begin dan sejumlah pejabat tinggi militer Israel, berkunjung ke negeri itu.

Feiglin menilai tindakan pemerintah Inggris adalah contoh dari campur tangan Eropa terhadap urusan dalam negeri Israel dan ia meminta agar dilakukan penyelidikan untuk mengetahui apa sebenarnya alasan atas inisiatif larangan berkunjung ke Inggris bagi sejumlah tokoh-tokoh Israel. (ln/presstv/aljz)