Belasan anggota kelompok Concerned Citizens for the First Amendment yang berbasis di Temecula, California, membagi-bagikan selebaran berisi hasutan anti-Islam dan anti-Muslim pada para siswa Murrieta Valley High School.
Sementara para aktivis anti-Islam itu berjajar di trotoar depan sekolah, sambil membagikan selebaran pada siswa yang lewat, seorang lelaki berdiri di seberang jalan, sambil mengangkat spanduk berwarna kuning dengan tulisan "Islam=Hate", "Say No 2 Islam."
Selebaran yang dibagikan di Murrieta Valley High School, isinya sama dengan selebaran yang dibagikan di Chaparral School pada bulan Januari lalu. Dalam selebaran itu tertulis, "Saya menentang proyek masjid di Nicolas Road, dekat sekolah ini; dan menolak siswa muslim."
Dalam selebaran itu juga terdapat tulisan yang menuding para guru berbohong tentang Islam. Sekolah di distrik Maurrieta memang memberikan mata pelajaran sejarah Islam pada siswa kelas 7, sebagai bagian dari mata pelajaran ilmu sosial.
"Apakah kalian tahu, kalian sudah menjadi korban cuci otak yang sangat serius ketika kalian duduk di kelas 7, dan apakah cuci otak itu masih berlanjut, bahkan sampai hari ini? Itu artinya, kalian sudah dijejali banyak kebohongan. Kebohongan yang bisa mengacaukan hidup kalian selama-lamanya. Apakah kalian senang dibohongi?" demikian isi selebaran yang dibagikan aktivis Concerned Citizens for the First Amendment.
Juru bicara Murrieta Valley Unified School District Karen Parris mengatakan, kelompok anti-Islam itu sudah memberitahukan pada para pejabat sekolah di distrik Murrieta sehari sebelumnya, bahwa mereka akan melakukan kasi membagi-bagikan selebaran itu.
"Berdasarkan Amanden Pertama, kelompok itu berhak mengekspresikan pandangannya tentang Islam dan tentang rencana pembangunan masjid di AS. Siswa kami juga berhak menolak atau menerima selebaran yang dibagikan, mau terlibat dalam perbincangan dengan kelompok itu atau terus berjalan saja," demikian pernyataan pihak sekolah.
Pihak sekolah juga memberi pilihan bagi para siswa untuk mengambil rute jalan alternatif saat pulang sekolah. Sementara itu, salah satu orang tua siswa yang datang menyaksikan situasi di depan sekolah mengatakan, banyak siswa yang tidak mempedulikan selebaran tersebut, meremasnya dan membuangnya ke tanah. (ln/IW)