Kelompok Anti Islam AS Turut Bantu Mendanai Politis Belanda Geert Wilders

Kelompok Anti Islam AS Turut Bantu Mendanai Politis Belanda Geert Wilders

Kelompok anti-Islam di Amerika telah memberikan dukungan keuangan kepada politisi Belanda Geert Wilders, seorang penggiat kampanye anti-imigrasi dan anti Islam yang sedang berusaha maju kembali dalam pemilihan parlemen Belanda minggu ini.

Meskipun hal ini bukan tindakan ilegal di Belanda, namun hal ini menyoroti hubungan internasional Wilders, yang Partai Kebebasan nya dianggap merupakan kelompok paling transparan di parlemen Belanda dan titik kumpul bagi sayap kanan di Eropa.

Partai Wilders membiayai dirinya sendiri, tidak seperti partai Belanda lainnya yang disubsidi oleh pemerintah.

Kelompok di Amerika yang berusaha untuk melawan pengaruh Islam di Barat, mengatakan mereka mendanai perlindungan dari polisi dan membayar biaya hukum bagi Wilders yang partainya akan maju dalam pemilu 12 September mendatang.

Middle East Forum, lembaga think tank pro-Israel yang berbasis di Philadelphia, mendanai pembelaan hukum Wilders pada tahun 2010 dan 2011 terhadap tuduhan bahwa politisi Belanda ini menghasut kebencian rasial, direktur forum Daniel Pipes mengatakan. Middle East Forum memiliki tujuan yang menurut website-nya, melindungi “kebebasan berbicara anti-Islam di depan publik, mempromosikan kepentingan Amerika di Timur Tengah dan melindungi tatanan konstitusional dari ancaman Timur Tengah”. Forum ini mengirim uang langsung ke pengacara Wilders melalui proyek Hukumnya, Pipes mengatakan.

Diwakili oleh pengacara Belanda Bram Moscowitz, Wilders berhasil membela diri terhadap tuduhan, yang dibawa oleh jaksa di Amsterdam atas nama kelompok yang mewakili minoritas dari Turki, Maroko dan negara-negara lain dengan populasi Muslim.

Pipes menolak mengatakan berapa banyak kelompoknya membayar untuk melindungi Wilders.

Wilders mengatakan dalam sebuah pernyataan email bahwa biaya hukumnya dibayar dengan bantuan dari sumbangan sukarela dari pembela kebebasan berbicara. “Saya tidak menjawab pertanyaan tentang siapa mereka dan berapa mereka telah membayar. Hal ini bisa membahayakan keselamatan mereka,” ujar Wilders.(fq/reu)