Partai untuk Kebebasan (PVV), partai di Belanda yang anti imigrasi meminta PM Belanda Jan Peter Balkenede untuk tidak menempatkan warga Muslim dalam susunan kabinetnya. Namun Balkenede menolak permintaan itu.
Seperti diketahui, PM Belanda menunjuk dua warga Muslim dalam susunan kabinet koalisinya, yaitu Ahmad Abutalib sebagai menteri sosial dan Nebahat Albayrak sebagai menteri integrasi. Keduanya kini masih menjabat sebagai anggota parlemen Belanda dari Partai Buruh.
PVV keberatan dengan penunjukkan itu dengan alasan kedua calon menteri masih memegang dua status kewarganegaraan, Abutalib masih memegang kewarganegaraan Maroko dan Albayrak memegang kewarganegaraan Turki. Anggota parlemen dari PVV, Sietse Fritsma mengatakan, status kewarganegaraan ganda ini bisa menimbulkan konflik kepentingan.
Mantan menteri integrasi Belanda, Rita Verdonk mendukung keberatan PVV dengan alasan menteri-menteri seharusnya hanya berstatus warga negara Belanda, dan mereka harus bangga menyandang status itu.
Namun PM Belanda Jan Peter Balkenede punya pemikiran lain. Menurutnya, dua warga Muslim yang ditunjuknya sebagai menteri telah menunjukkan kesetiaannya pada Belanda.
Abutalib dan Albayrak memilih tidak berkomentar terhadap pernyataan-pernyataan yang meragukan loyalitasnya pada Belanda.
Abutalib yang juga menjadi penasehat dewan kota Amsterdam hanya mengatakan, "Saya melihat pertanyaan-pertanyaan tentang lotalitas saya pada negeri ini sama sekali tidak bisa dipahami. Saya menulis dalam wasiat saya bahwa saya harus dikuburkan di Belanda saat saya meninggal. "
Sementara Albayrak mengatakan bahwa undang-undang Belanda membolehkan warganya memiliki dua kewarganegaraan. "Saya tidak akan melepaskan kewarganegaraan Turki, " tegasnya.
Pernyataan PVV yang mempermasalahkan status kewarganegaraan ganda Albayrak dan Abutalib, juga menuai kecaman dari kalangan parlemen Belanda sendiri. Anggota parlemen dari Partai Buruh, Jeroen Dijsselbloen menyatakan, ada lebih dari sejuta warga Belanda yang status kewarganegaraannya ganda.
Dari data sensus nasional Belanda diketahuia bahwa setengah dari warga Belanda yang memiliki kewarganegaraan ganda, kebanyakan berasal dari Maroko dan Turki.
"Sulit dipercaya, meminta mereka menunjukkan loyalitas hanya untuk meyakinkan bahwa mereka warga negara Belanda, " kritik Dijsselbloen.
"PVV tidak punya bukti bahwa kewarganegaraan ganda sama artinya dengan memiliki kesetiaan yang mendua, " kecam anggota parlemen lainnya, Fatma Kucer.
Warga Muslim di Belanda, sebenarnya sudah banyak berperan dalam percaturan politik di Belanda. Saat ini ada tujuh warga Muslim yang duduk dalam parlemen Belanda dan PVV sudah dikenal sebagai kelompok yang anti Muslim.
Minggu kemarin, Ketua PVV Geert Wilder meminta warga Muslim untuk membuang setengah kitab suci al-Quran dan mengatakan akan mengusir Nabi Muhammad saw dari Belanda jika sekarang Nabi Muhammad masih hidup. Ia juga mengingatkan bahwa ada "tsunami Islamisasi" di Belanda.
Jumlah warga Muslim di Belanda saat ini sekitar satu juta dari 16 juta jumlah penduduk Belanda. Sejak peristiwa terbunuhnya sutradara Theo Van Gogh, warga Muslim Belanda menjadi sasaran kecurigaan pemerintah dan sebagian masyarakat Belanda. (ln/iol)