Kekuatan global (dunia), Selasa, mereka menuntut bahwa Moammar Gaddafi harus segera mundur setelah 42 tahun sebagai penguasa Libya. Tetapi, mereka tidak membicarakan untuk mempersenjatai para oposisi guna menggulingkan Gadhafi.
Para dilpomat terkemuka dari 40 negara, seperti PBB, NATO dan Liga Arab telah mengambil kesimpulan, Selasa, ketika mereka membicarakan situasi krisis Libya di London, dan masa depan negara yang berada di Afrika Utara, mereka bersepakat pemimpin Libya Muammar Gadhafi turun dari kekuaaannya.
"Satu hal yang cukup jelas dan harus dibuat sangat jelas bagi Gaddafi: "Waktunya sudah berakhir. Dia harus pergi," kata Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle dalam sebuah pernyataan. "Kita harus menghapus ilusi bahwa akan ada cara kembali ke bisnis yang normal, jika Gadhafi tetap berhasil menggenggam kekuasaan", ujarnya.
Menteri Luar Negeri Inggris William Den Haag, bagaimanapun, mengatakan kepada wartawan pembicaraan mempersenjatai oposisi sama sekali tidak muncul dalam pertemuan
"Itu bukan salah satu mata subjek dalam diskusi," kata Den Haag. "Itu tidak menjadi topik pada konferensi, dan itu tidak ada dalam agenda untuk diskusi", tambahnya.
Den Haag menegaskan bahwa koalisi yang didukung keputusan DK PBB, dirancang untuk mempertahankan warga sipil dari serangan Gaddafi. Situasinya msih tergantung kepada sikap Gadhafi, apakah dia masih menjadi ancaman terhadap oposisi yang lemah dan tidak terorganisir?", ucap Den Haag.
Namun Perdana Menteri Qatar Sheikh Hamad bin Jabr al-Thani, tampaknya menolak penjualan senjata, dan Sheikh Hamad menyarankan isu dukungan senjata kepada oposisi itu perlu ditinjau kembali, bila serangan udara yang dilancarkan oleh Nato sudah cukup efektif, ujarnya.
"Kami harus mengevaluasi serangan udara setelah beberapa waktu, dan untuk melihat apakah itu efektif," katanya. "Kami tidak menginginkan intervensi militer … tapi kita harus mengevaluasi situasi, karena kita tidak dapat membiarkan rakyat menderita begitu lama, anda tahu, kita harus menemukan cara untuk menghentikan pertumpahan darah", ujar Sheikh Hamad.
Qatar, secara resmi telah mengakui oposisi sebagai wakil sah Libya, juga berencana untuk membantu oposisi menjual minyak mentah di pasar internasional. Namun, pembicaraan sementara yang membicarakan penjualan minyak Libya melalui Qatar yag sudah berlangsung berhari-hari, tetapi belum ada keputusan yang detil", ujar pejabat Qatar kepada wartawan Time.
Sementara para diplomat mengulangi tuntutan mereka kepada Gaddafi untuk meninggalkan Libya. Ada tanda-tanda bahwa masyarakat internasional merencanakan untuk menerapkan tekanan baru terhadap penguasa Libya. Para diplomat sedang mempertimbangkan sanksi lebih lanjut terhadap rezim Gadhafi, dan mengirim pesan yang jelas kepada Gaddaf, bahwa ia harus segera menghentikan menyerang warga sipil", Den Haag kata.
Sanksi baru akan dikeluarkan di PBB dan organisasi regional. Inggris, Jerman, Amerika Serikat dan Swiss sudah membekukan aset milik Gaddafi dan pemerintah Libya.
Dalam sambutannya pembukaan konferensi itu, Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan telah menerima laporan bahwa Gaddafi mengalami kekalahan di Misrata, meskipun belum ketidaksepakatan oosisi yang berada di barat, tentang kemungkinan dilakukannya serangan dari darat dan laut, karena kawatir akan jatuhnya korban sipil yang lebih banyak.
Menteri Luar Negeri AS Hillary Rodham Clinton mengatakan masyarakat internasional harus mendukung seruan demokrasi untuk Libya, yang sekarang telah menyapu negara tetangganya, tetapi Hallary memperingatkan bahwa perubahan tidak akan mudah dimenangkan.
"Sebuah suara dalam pemerintahan mereka, yaitu mengakhiri korupsi, kebebasan dari kekerasan dan ketakutan, kesempatan untuk hidup secara terhormat dan untuk membuat sebagian besar dapat menyatakan bakat mereka yang telah dibeirkan Tuhan", kata Clinton. "Tujuan ini tidak mudah dicapai", tambahnya
Den Haag mengatakan dia yakin para oposisi Libya itu benar-benar berkomitmen untuk demokrasi, tapi masih terdengar nada hati-hati, ujarnya. "Saya yakin mereka tulus," kata Den Haag. (mh/tm)