Jihadis Al Qaeda di Irak mengatakan telah bergabung dengan Jabhat al Nusra , sebuah langkah maju dalam gerakan pembebasan Suriah dan kemungkinan akan memicu kekhawatiran baru di kalangan pendukung barat.
Sebuah situs web terkait dengan Jabhat al-Nusra mengkonfirmasi , bahwa Negara Islam Irak, yang pemimpinnya, Abu Bakr al-Baghdadi, pertama kalinya membuat pengumuman dalam sebuah pesan audio sepanjang 21-menit yang diposting di website pada akhir Senin kemarin.
Jabhat al-Nusra telah mengambil peran yang lebih besar dalam konflik Suriah selama setahun terakhir, berjuang dalam memenanagkan pertempuran penting dengan pasukan Presiden Bashar al-Assad.
Baghdadi mengatakan bahwa kelompoknya, Negara Islam Irak, dan Jabhat al-Nusra akan dikenal sebagai Negara Islam di Irak dan sekitarnya.
“Sudah saatnya untuk mengumumkan kepada orang-orang jazirah Arab dan seluruh dunia bahwa Jabhat al-Nusra hanyalah perpanjangan dan bagian dari Negara Islam Irak,” katanya.
Dia mengatakan bahwa kelompok mujahidin Irak memberikan setengah dari anggaran untuk konflik di Suriah.
Baghdadi mengatakan kelompok pejuang Suriah tidak akan memiliki pemimpin yang terpisah melainkan dipimpin oleh “rakyat Suriah sendiri”, menyiratkan bahwa ia akan bertanggung jawab di kedua Negara tersebut.
Penggabungan resmi seperti kelompok pejuang Suriah terkemuka Jabhat Al Nusra dengan al-Qaeda Irak mungkin menyebabkan kekhawatiran di kalangan pendukung oposisi yang merupakan musuh dari jaringan global, termasuk negara-negara Barat dan negara Arab Teluk.
Jabhat al-Nusra muncul sebagai cabang dari Al Qaeda Irak di awal 2012, sebagai salah satu pelengkap kelompok pejuang yang berbeda di Suriah.
Seorang pejabat intelijen Irak atas mengatakan kepada kantor berita Associated Press di Baghdad bahwa mereka selalu tahu bahwa “al-Qaeda di Irak mengarahkan perjuangan Jabhat al-Nusra”.
Dia mengatakan mereka mengumumkan persatuan mereka karena “keadaan politik, logistik dan geografis” yang saling berdekatan.
Pejabat itu mengatakan pemerintah Irak akan mengambil “langkah-langkah keamanan yang ketat untuk menyerang mereka (Al Qaeda Irak)”.
Para pejabat Irak mengatakan kelompok bersenjata berbagi tiga senyawa militer pelatihan, logistik, intelijen dan senjata saat mereka tumbuh dalam kekuatan sekitar perbatasan Suriah-Irak, khususnya di wilayah luas yang disebut Jazeera, yang mereka mencoba untuk menjadi tempat perlindungan di perbatasan.
Ini bisa berfungsi sebagai basis operasi untuk menyerang kedua sisi perbatasan. (Dz/Alj)