Kekalahan Republik Gara-Gara Perang Irak, Tamparan Keras ke Muka Bush

Komentar beragam disampaikan oleh sejumlah pemimpin dunia-baik dari kalangan yang mendukung dan menentang perang Bush di Irak-atas kekalahan Partai Bush, Partai Republik dalam pemilu di AS.

Para pemimpin negara yang menentang perang Irak, menyambut gembira kemenangan Demokrat yang nantinya akan mendominasi Kongres AS. Sementara negara-negara sekutu Bush mengkhawatirkan akan adanya perubahan besar dalam kebijakan luar negeri AS.

Jepang, negara yang mendukung invansi AS ke Irak menyatakan akan tetap memberikan dukungannya meskipun peran kunci dalam pemerintahan Bush sekarang ada di tangan kubu Demokrat.

"Dukungan Jepang pada Irak tidak akan berubah. Komunitas internasional sudah bekerja untuk membangun kembali Irak dan Jepang akan melanjutkan apa yang bisa dilakukan," kata PM Jepang yang baru berkuasa bulan September kemarin, Shinzo Abe. PM Jepang sebelumnya, Junichiro Koizumi sempat menimbulkan protes di dalam negeri Jepang karena ikut mengirimkan pasukan ke Irak.

Para pemimpin kelompok oposisi di Jepang menilai hasil pemilu di AS sebagai tamparan keras ke muka Bush dan mengingatkan Abe yang melanjutkan kebijakan Koizumi memberikan dukungan "yang merendahkan diri Jepang" pada Presiden Bush.

"Presiden Bush, yang menjadi sekutu mantan perdana menteri Koizumi, sudah dihakimi oleh rakyatnya sendiri," kata Mizuho Fukushima, ketua Partai Sosial Demokratik yang beraliran liberal.

Perdana Menteri Italia, Romano Prodi yang menyebut perang Irak sebagai "Kesalahan yang Gawat" mengatakan, kekalahan yang dialami partai Bush faktor utamanya adalah perangnya di Irak.

"Ada beberapa persoalan dalam politik dalam negeri, tapi persoalan itu juga datang dari perang di Irak," kata Prodi seperti dikutip kantor berita ANSA.

Ia menambahkan, jika Republik kehilangan dominansi di senat dan dewan perwakilan, sebagai presiden, Bush tentu saja harus menegosiasikan semua kebijakannya dengan oposisi.

Denmark, salah satu sekutu dekat AS lewat Perdana Menterinya Anders Fogh Rasmussen juga mengakui perang Irak menjadi faktor penting yang menentukan hasil pemilu. Ia mengatakan bahwa dunia membutuhkan AS yang lebih energik dan berharap Bush dan Kongres yang baru nanti punya pandangan yang sama dalam persoalan Irak dan Afghanistan.

Presiden Bush sendiri mengakui bahwa persoalan Irak memainkan peran penting dalam kemenangan Demokrat. "Saya mengakui banyak rakyat AS yang memilih kemarin malam telah memberikan suaranya karena tidak puas dengan perkembangan persoalan Irak," kata Bush.

Seiring dengan kekalahan Partai Republik, Menteri Pertahanan AS Donald Rumsfeld yang dikenal sebagai arsitek perang Irak, menyatakan mengundurkan diri.

Bush membantah pengunduran diri Rumsfeld karena kekalahan Republik, tapi karena adanya perubahan di Pentagon. Sebagai pengganti Rumsfeld, Bush mencalonkan Roberts Gates, mantan direktur CIA yang sekarang menjadi Presiden Texas A and M University.

"Menang atau kalah, Gates akan tetap dicalonkan," tegas Bush yang mengaku sudah membicarakan pencalonan ini pada Gates pada hari Minggu (5/11) kemarin.

Sementara itu Keith Ellison dari Minneapolis, menjadi warga Muslim AS pertama yang menjadi anggota Kongres AS.

"Assalamualaikum. Malam ini, kita telah membuat sejarah," kata Ellison dengan bangga di hadapan para pendukungnya.

"Kita telah menunjukkan bahwa kita lebih kuat jika membangun jembatan antara anggota masyarakat daripada berusaha untuk memecah belah dan menaklukan masyarakat," tandasnya. (ln/iol/MEonline)