Penculikan sembilan warga negara asing di Yaman diduga terkait dengan aktivitas kristenisasi yang dilakukan para misionaris di negeri itu. Awalnya, otoritas Yaman menuding kelompok pemberontak Houthis yang melakukan penculikan itu. Namun penyelidik dari Jerman dan Inggris mengatakan bahwa kelompok pemberontak di Yaman tidak terlibat dalam penculikan tersebut.
Aktivitas kelompok-kelompok misionari yang makin marak, sudah sejak lama dikritik oleh masyarakat dan pemuka agama Islam di Yaman. Para misionaris itu menyebarkan buku-buku berisi ajaran Kristen dan membujuk warga Muslim untuk pindah agama.
Surat kabar Inggris, Times edisi Minggu (21/6) dalam laporannya menyebutkan, salah seorang warga negara asing yang diculik di Yaman adalah warga negara Inggris yang diidentifikasi bernama Anthony. Menurut Times, Anthony yang sehari-harinya bekerja sebagai teknisi, ternyata bagian dari kelompok misionaris evangelis di Yaman.
Anthony diculik pekan kemarin di kawasan utara provinsi Saada. Sebelum diculik, Anthony sudah beberapa kali diperingatkan agar menghentikan kegiatan kristenisasinya terhadap warga lokal.
"Seorang teknisi asal Inggris yang diculik di Yaman oleh sekelompok orang bersenjata adalah anggota kelompok evangelis. Ia kemungkinan menjadi sasaran balas dendam atas aktivitasnya membujuk warga Muslim untuk pindah agama ke Kristen," demikian laporan Times.
Sehari setelah penculikan Anthony, tiga perempuan-dua perawat asal Jerman dan seorang perawat asal Korea Selatan-ditemukan tewas bersama berkas-berkas kegiatan misionari mereka. Ketiga perawat itu bekerja untuk kelompok misionari berkedok lembaga bantuan sosial Kristen, Worldwide Services.
Worldwise Services yang berbasis di Belanda dan memiliki hubungan dengan jaringan misionaris asal Inggris, Worldwide Evangelization for Christ (WEC) ini menjalankan misinya sambil menjalin kerjasama dengan Rumah Sakit Al-Jumhuri di provinsi Saada, Yaman. Worldwide Services juga sudah beberapa kali diperingatkan untuk menghentikan kegiatan kristenisasinya. Sementara WEC, dalam situs resminya disebutkan bahwa tujuan organisasi ini adalah menyebarkan kabar baik dari Yesus pada seluruh umat manusia di dunia dan membangun gereja di tempat-tempat yang belum ada gerejanya.
Aparat Yaman belum memastikan apakah benar penculikan warga negara asing ini berkaitan dengan kegiatan para korban di lembaga-lembaga misionari. Namun Mendagri Yaman, Motahar Al-Masri mengatakan bahwa pihaknya sudah memberikan pengarahan agar warga negara asing tidak berkeliaran sendiri tanpa ditemani pengawal.
"Kami menerima ancaman serangan dan peringatan untuk warga negara Jerman agar tidak bepergian ke luar wilayah kerja mereka," kata Al-Masri. Mendagri juga mengungkapkan keyakinannya bahwa enam warga negara asing yang diculik masih hidup dan pemerintah Yaman menawarkan hadiah sebesar 275.000 bagi siapa saja yang bisa memberikan informasi penting tentang keberadaan para pelaku penculikan tersebut.
Selama kurun waktu 15 tahun terakhir, sedikitnya ada 200 kasus penculikan warga negara asing, yang biasanya dilakukan oleh kelompok-kelompok suku yang saling bertikai sebagai alat tawar menawar untuk menyelesaikan sengketanya. (ln/iol)