Penjagaan keamanan ditingkatkan di kedutaan dan konsulat AS di seluruh dunia, menyusul terjadinya insiden serangan terhadap konsulat Amerika Serikat (AS) di Benghazi, Libya yang menewaskan duta besar AS.
Sejumlah pengawal dan polisi pasukan khusus terlihat membawa senapan serbu di luar Kedutaan Besar AS di ibukota Filipina. Penjaga Kedutaan bahkan meminta fotografer untuk berhenti mengambil gambar kedutaan.
Para diplomat telah meminta tambahan personel polisi dan patroli untuk kompleks kedutaan dan kompleks perumahan di dekatnya, serta konsulat di pusat kota Cebu, pejabat AS mengatakan keamanan tinggi akan dipertahankan tanpa batas waktu setelah serangan terhadap konsulat AS di Libya yang menewaskan duta besar dan tiga staf diplomatik AS lainnya.
Presiden Barack Obama juga telah memerintahkan peningkatan keamanan pada misi diplomatik Amerika di seluruh dunia setelah pembunuhan duta besar dan aksi protes kemarahan di luar Kedutaan Besar AS di Kairo.
Di Malaysia, seorang pejabat Kedutaan Besar AS mengatakan bukan kebijakan kedutaan untuk mengomentari langkah-langkah keamanan. Namun kedutaan mengatakan dalam situsnya bahwa “berdasarkan peristiwa baru-baru ini di Kairo dan Benghazi, ada kemungkinan terjadinya demonstrasi di Kuala Lumpur.”
Kedutaan AS mengatakan tidak memiliki informasi mengenai demonstrasi yang direncanakan tapi mencatat bahwa dalam insiden di masa lalu biasanya terjadi aksi demo di dekat kedutaan pada hari Jumat. Kedutaan juga menyarankan warga AS di Malaysia untuk berhati-hati ditempat umum dan menghindari kerumunan massa atau pertemuan besar.
Di Manila, lalu lintas berjalan seperti biasa di boulevard di depan pintu masuk utama kedutaan. Sebuah pickup truk polisi dengan senapan mesin yang dipasang di bagian belakang diparkir di bawah pohon, dan kapal penjaga pantai berpatroli di Manila Bay di sekitar kedutaan. Polisi patroli juga diintensifkan di fasilitas AS lainnya, termasuk pemakaman Amerika di ibukota Filipina.(fq/ap)