Sementara rakyat AS memperingati lima tahun serangan 11 September yang menewaskan hampir 3.000 orang, media massa di berbagai belahan dunia lewat editorialnya mengutuk respon pemerintahan Bush terhadap peristiwa itu, utamanya invasi AS ke Irak. Pemerintahan Bush juga dinilai sudah menginjak-injak kebebasan sipil.
"Pemerintahan Bush sudah berhasil menghancurkan rasa haru dan solidaritas yang besar dari masyarakat dunia pasca11 September. ‘Kepemimpinan’ Bush dalam perang melawan teror sudah menjadi malapetaka," tulis surat kabar Perancis, Liberation.
The Financial Times terbitan Inggris, mengecam cara pemerintahan Bush yang dinilai sudah ‘menginjak-injak hukum internasional dan konvensi Jenewa, mencabut kebebasan sipil dan memperluas kekuasaannya sebagai kekuatan eksekutif di dalam negeri’ nya sendiri.
The Financial Times menekankan, sikap Bush itu telah menimbulkan ‘kerusakan yang besar bukan hanya terhadap reputasi AS, tapi lebih luas lagi, kekuatan nilai-nilai Barat.’
Masih di Inggris, surat kabar The Independent mengingatkan, bahwa lima tahun yang lalu dunia seketika bersatu menyatakan simpati terhadap kepedihan yang dialami rakyat AS atas serangan terhadap menar kembar WTC. Sungguh mengharukan, tulis surat kabar itu. Tapi semuanya sudah berlalu seiring dengan pembantaian pasukan AS di Irak yang terjadi hampir setiap hari, sikap AS terhadap krisis nuklir Iran, makin tidak stabilnya kondisi di Afghanistan dan kegagalan AS dalam merespon isu-isu Palestina-Israel.
Harian El Pais, yang terbit di Spanyol dalam editorialnya mengatakan bahwa pemerintahan Bush telah menggunakan serangan-serangan untuk melaksanakan kebijakan luar negeri neo-konservatif.
"Akibatnya, setelah lima tahun, dunia menjadi tempat yang lebih berbahaya. Yang paling buruk, metode-metode teroris telah mengkontaminasi semangat demokrasi yang menentang perilaku teroris," tulis El Pais.
Harian ekonomi Handelsblatt di Jerman mengatakan, AS telah mengatasnamakan serangan 11 September untuk melakukan serangan ke Irak. "Hari ini, rasa skeptis itu ternyata benar. Perang di Irak berdasarkan pada asumsi-asumsi palsu, yang dilakukan secara sengaja atau tidak. Perang di Irak tidak ada kaitannya dengan Al-Qaidah," tulis Handelsblatt.
Di Thailand, surat kabar The Nation menyatakan bahwa dampak dari respon AS terhadap serangan 11 September di Asia lebih besar dari apa yang dibayangkan selama ini.
Sementara di Pakistan, harian The News melontarkan kritik tajam terhadap AS dalam editorialnya yang berjudul ‘Five Year of Nothing."
"Melihat kembali ke belakang, sangat sulit mengatakan apakah lima tahun itu dihabiskan untuk sesuatu yang bermanfaat atau konstruktif. Banyak yang akan setuju bahwa dunia saat ini menjadi tempat yang lebih berbahaya dan AS sama sekali tidak menunjukkan sudah menang melawan teror," tulis The News
Surat kabar-surat kabar di negara-negara Arab menulis, kampanye AS dan invasinya ke Irak telah mendorong dunia ke arah benturan peradaban antara Barat dan dunia Islam.
"Pemerintahan Bush menggunakan mentalitas balas dendam dalam menangani kejahatan 11 September dan telah mengubah seluruh dunia menjadi arena pertempuran," tulis Ayman Safadi, pemimpin redaksi harian Al-Ghad di Yordania.
Sedangkan harian Al-Khaleej yang terbit di Uni Emirat Arab menulis,"Kebijakan Bush tidak membawa keamanan bagi rakyat Amerika tapi hanya menimbulkan kekacauan di seluruh dunia." (ln/iol)