Presiden Iran Mahmud Ahmdinejad menyatakan akan makin bersikap keras untuk mempertahankan program nuklirnya dari segala tuntutan dunia internasional, setelah melihat serangan Israel ke Libanon dan Palestina.
"Kami sedang mengkaji paketnya, dengan mempertimbangkan keinginan dan hak mutlak kami dan kami akan mengumumkan pandang-pandangan kami pada saat yang telah ditentukan," kata Ahmadinejad, Minggu (30/7) mengomentari tawaran dunia internasional untuk memberikan insentif pada Iran asalkan negara itu mau menghentikan aktifitas pengembangan nuklirnya.
"Namun insiden di Libanon dan Palestina telah mempengaruhi kajian kami," sambungnya.
Ahmadinejad kembali menegaskan bahwa "pemerintahnya memutuskan untuk secara penuh melakukan apa yang menjadi hak bangsa Iran,." Pernyataan Ahmadinejad ini mengisyaratkan ketidakmauan Tehran untuk tunduk pada tuntutan dunia internasional, terutama AS dan Uni Eropa, agar negaranya menghentikan program nuklirnya.
Iran menyatakan hanya akan melakukan pengayaan uranium dalam level yang dibutuhkan untuk menggerakkan reaktor dan itu adalah hak yang ditoleransi dalam kesepakatan non proliferasi nuklir.
"Energi nuklir bersih dan bisa didaur ulang, dan semua bangsa berhak menggunakannya," tegas Ahmadinejad dalam kesempatan keterangan pers bersama dengan presiden Venezuela, Hugo Chavez saat kunjungannya ke Iran. (ln/arabworldnews)