Kelompok Fatah pimpinan Mahmud Abbas harusnya menghentikan segala perundingan dengan pihak Zionis-Israel dan dengan kerendahan hati bergabung dan bersatu kembali dengan HAMAS. Selain perundingan-perundingan yang dilakukan sama sekali tidak efektif di mana Fatah berulangkali dibohongi Israel, kebobrokkan Fatah juga banyak dibongkar oleh pihak Zionis-Israel sendiri, pihak yang selama ini dianggap sekutu oleh Fatah.
Harian Jerusalem Post edisi Ahad, 1 Oktober 2007, memuat artikel berjudul “Fatah Use False Video as Evidence” (Fatah menggunakan video yang salah sebagai bukti). Dalam artikel yang ditulis kontributor Jpost Khaled Abu Toameh, dikatakan bahwa sebagai bagian dari kampanye pendiskreditan terhadap HAMAS, Fatah telah mempergunakan sebuah video yang merekam pembunuhan seorang gadis kecil yang terjadi di Irak. Video ini, demikian Toameh, dikatakan sebagai peristiwa yang terjadi di Jalur Gaza.
Temuan ini berdasarkan sebuah video yang diberikan salah seorang petinggi Fatah kepada Harian Jerusalem Post, Jumat lalu, yang mengatakan bahwa Fatah memiliki sebuah video rekaman ekslusif yang berisi tayangan kekejaman HAMAS di Jalur Gaza. Video ini juga diberikan kepada Sunday’s Post. Petinggi Fatah yang tidak disebut namanya itu menyatakan bahwa video itu membuktikan bahwa HAMAS telah menindas dan bertindak barbar terhadap warga Palestina yang ada di Jalur Gaza.
Setelah video itu diterima, Jerusalem Post tidak lantas percaya dengan omongan petinggi Fatah tersebut. Harian fundamentalis Israel ini mengontak dua warga Jalur Gaza yang dikatakan oleh petinggi Fatah tersebut sebagai saksi pembantaian yang dilakukan HAMAS. Lewat pesawat telepon, kedua ‘saksi mata’ tersebut membantah ‘temuan’ petinggi Fatah tersebut.
Jerusalem Post terpaksa mewawancarai kedua orang tersebut lewat telepon karena sejak Gaza dikuasai HAMAS, Israeli Defense Force (IDF) melarang jurnalisnya memasuki Gaza. Untuk mendapatkan berita-berita dari Jalur Gaza, Jerusalem Post mempekerjakan contributor lokal di mana antara pendukung Fatah dan HAMAS saling mengirim berita yang kadang bertentangan.
Atas penelusuran Jerusalem Post, terkuaklah bahwa video ekslusif Fatah tersebut ternyata palsu. Peristiwa yang ada di dalam video tersebut tidak terjadi di Jalur Gaza, melainkan di Iraq, yang direkam pada bulan April lalu atas peristiwa pembunuhan seorang anggota Sekte Yazidis terhadap seorang gadis Sunni Irak berusia 16 tahun.
Peristiwa “The Fatah-Video Hoax” ini kian membuat reputasi Fatah dan Mahmud Abbas bertambah buruk, setelah beberapa waktu lalu beredar video mesum yang menayangkan para petinggi Fatah yang tengah bermaksiat dengan pelacur Israel.(Rizki/jpost)