Laporan data tentang-anak-anak Palestina menyebutkan bahwa jumlah anak Palestina yang gugur akibat korban keganasan serangan Zionis Israel selama tahun 2005 mencapai 634 bocah.
Aksi serangan dan permusuhan Israel yang zalim terhadap bangsa Palestina mencakup semua tingkatan – dan itu dilakukan dengan cara sangat biadab – tidak pandang bulu. Mereka merampas tanah, mengusir warga, menghancurkan rumah-rumah, memporak-porandakan infrastruktur, melumatkan semua yang hijau maupun yang kering, membunuh orang-orang dewasa, wanita dan anak-anak. Bukan hal yang aneh dan mengejutkan apabila anak-anak Palestina menjadi target kebiadaban dari aksi serangan permusuhan Israel.
Dalam laporan data tentang anak-anak Palestina disebutkan bahwa jumlah anak-anak Palestina yang gugur akibat serangan biadab Israel di Jalur Ghaza dan Tepi Barat serta dalam serangan udara ke rumah-rumah warga selama tahun 2005 mencapai 634 bocah, itu artinya 20% dari jumlah orang Palestina yang gugur akibat serangan Israel adalah anak-anak.
Sementara itu jumlah korban anak-anak Palestina yang terluka selama serangan Israel tahun 2005 sebanyak 3.354 anak. Sebanyak 90% anak-anak Palestina yang mengalami kekerasan ini terkena gangguan saraf. Dan dampak itu akan terus berlanjut dalam waktu yang lama.Inilah yang menjadi jawaban atas pertanyaan mengapa menyebar tradisi mati syahid di kalangan generasi baru Palestina.
Laporan itu menyebutkan, ada sekitar 4,4% bocah Palestina hidup dengan satu orang tua karena salah seorang dari kedua orang tuanya, ayah atau ibunya, meninggal akibat serangan militer Israel. Ada 4.991 anak Palestina tidak mendapatkan tempat berteduh karena rumah-rumah keluarga mereka dihancurkan Israel, 42,1% anak-anak Palestina hidup di bawah garis kemiskinan, bahkan banyak anak-anak kecil Palestina yang terpaksa bekerja karena tidak punya orang tua yang memberinya nafkah. Sedikitnya, ada 40 ribu kasus anak-anak Palestina yang terpaksa bekerja mencari nafkah. (was/Islammemo)