Eramuslim.com-Warga Amerika yang menjadi Atheis semakin meningkat dan kehadiran mereka telah menyebar di kalangan penduduk Amerika yang memiliki beragam pandangan, menurut hasil temuan sebuah studi di AS.
“Pertumbuhan atheis di AS adalah sebuah fenomena nasional,” seperti hasil studi yang dirilis oleh Trinity College.
“Mereka adalah satu-satunya kelompok yang terus meningkat di setiap negara bagian dan wilayah negara selama 18 tahun terakhir.”
Para peneliti menemukan bahwa pertumbuhan dari 8,2 persen pada tahun 1990 telah meningkat menjadi 14,2 persen pada tahun 2001 dan menjadi 15 persen pada tahun 2008, dan terus bertambah setiap tahunnya.
Mereka menegaskan bahwa di masa depan, Amerika Serikat dapat berharap untuk memiliki lebih banyak atheis dan yang akan menandai era baru “Bom Atheis” sebagai tandingan dari dasawarsa 1990-an yang merupakan “Bom sekulerisme”.
“Jika kecenderungan ini terus berlanjut, kemungkinan hasilnya adalah bahwa dalam dua dekade terakhir, jumlah penganut atheis akan menjadi sekitar seperempat dari penduduk Amerika Serikat.” kata Profesor Ryan Cragun dari University of Tampa yang ikut melakukan penelitian.
Amerika Serikat memiliki jumlah penduduk lebih dari 301 juta.
Menurut CIA Fact Book, sekitar 52 persen warga AS adalah Protestan, Katolik Roma 24 persen, Mormon 2 persen, Yahudi 1 persen, Muslim 1 persen, selainnya 10 persen dan 10 persen lagi adalah atheis.
Para Ahli Menegaskan bahwa gerakan atheis menjamur dan telah mengumpulkan pengikut baru di seluruh Amerika Serikat.
Beberapa orang percaya bahwa organisasi atheis telah berkembang sejak kemarahan mereka kepada mantan presiden AS George W. Bush yang memiliki kebijakan yang beragam terhadap para pemeluk agama.
Fenomena lain juga merujuk dengan banyaknya beredar serentetan buku-buku anti agama yang membanjiri pasar selama pemerintahan mantan presiden AS tersebut.
Mengidentifikasi para atheis ini, studi mengatakan bahwa mereka tidak boleh disalahpahami sebagai minoritas kecil atheis.
“Mereka adalah tidak beragama, anti-agama, dan anti-para pemuka agama. Beberapa dari mereka masih percaya pada Tuhan, beberapa lain tidak meyakini adanya Tuhan. Sebagian dari mereka kadang-kadang dapat berpartisipasi dalam ritual keagamaan , sebagian lain tidak sama sekali. “
Studi juga mencatat bahwa temuan yang paling signifikan adalah bahwa “para Atheis” tersebut merupakan cermin utama sebagian besar warga Amerika.
“Hari ini, tidak ada satu grup demografis di AS yang tidak termasuk atheis, “
“Di antara mereka ada yang menikah, janda, bercerai, dan tidak pernah menikah. Kaum Atheis juga ada di partai Demokrat, Partai Republik dan independen.
“Mereka banyak yang merupakan kaum terdidik. Ada yang miskin dan kaya. Bisa berkulit hitam atau putih, latin maupun orang Asia.
Generasi atheis sebelumnya kebanyakan menjadi atheis pada usia 32 tahun namun menurut laporan untuk saat ini warga AS telah menjadi atheis sejak berusia 12 tahun.
Profesor Barry Kosmin yang merupakan peniliti pada Trinity College mengatakan bahwa yang paling penting dan signifikan secara statistik – ditemukan bahwa yang relatif besar adanya kesenjangan gender, dinyatakan juga bahwa perempuan Amerika tetap lebih religius daripada pria.
“Secara keseluruhan tren atheis ini didorong oleh para laki-laki dan anak-anak muda, tapi diperlambat oleh perempuan yang memiliki tingkat religiusitas yang lebih besar.”(iol)