Remaja di Bosnia telah menemukan kembali akar ke Islaman mereka setelah para orang tua mereka gagal mencapai hal tersebut. Sebuah majalah AS mempublikasikan sebuah laporan tentang "kebangkitan Islam" di Sarajevo.
Empat perempuan yang bersahabat sejak kecil dan menggunakan jilbab menceritakan kepada majalah Time bagaimana mereka menjadi lebih relijius dan mulai menggunakan jilbab.
"Hal ini sangat aneh bagi mereka," ujar saudina Husic, seorang pelajar dari Arab dan Persia. "Tetapi mereka bisa menggunakan jilbab."
"Hampir 15 tahun setelah perang ……., ibukota Sarajevo, mengalami kebangkitan agama," kata sebuah laporan.
"Kami menghabiskan waktu pagi dengan berbelanja, dan kemudian sholat bersama," kata Husic.
Namun, pemuka agama menghubungkan kebangkitan Islam di Bosnia secara langsung pada peristiwa Horor pembantaian yang mana mereka menjadi saksi mata pada tahun 1990 an, ketika mereka masih anak-anak.
"Generasi ini tumbuh dalam semalam," kata mufti besar Bosnia – Mustafa Efendi Ceric kepada majalah Time.
"Kami dulunya memiliki generasi yang mempertanyakan apakah tuhan itu ada? Dan sekarang kami memiliki generasi yang sangat relijius berbeda dengan generasi sebelumnya.
"Husic dan teman-temannya adalah remaja muslim Bosnia, mereka dulu melihat bagaimana rumah mereka di Mostar menjadi hancur dan tetangga mereka saling serang satu sama lain dalam sebuah konflik etnis dan agama yang berkepanjangan, dua dari empat remaja perempuan ini telah kehilangan orang tua mereka, sedangkan yang lainnya telah melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana paman mereka diseret dari rumah dan dibantai.
Imam masjid Raja Fahd – Nezim Halilovic mengatakan bahwa Bosnia kini mengalami kebangkitan keagamaan yang tinggi dibanding sewaktu masih di bawah aturan komunis yang diperintah oleh diktator Yugoslavia – Joisp Broz Tito.
Halilovic juga mengatakan bahwa para politisi Serbia saat ini memandang Sarajevo dengan kacamata yang negatif, mereka mengatakan bahwa Muslim di Bosnia secara umum memiliki hubungan dengan militan Islam dalam rangka untuk mendapat simpati dari Barat serta mereka telah mempunyai stereotip phobia terhadap Islam.
"Anda dapat melihat lebih banyak umat Islam di Paris dan London," ujarnya. "Jadi mengapa ketika masyarakat Bosnia kembali ke Islam menjadi suatu masalah?"
Muslim Bosnia mengalami penyiksaan dan pembunuhan pada kampanye pembersihan etnis oleh Serbia kristen pada tahun 1990 an, dimana Serbia mencoba menciptakan seluruh wilayah di Bosnia hanya untuk warga Serbia.
Contoh yang terburuk dari pembantaian massal yang terjadi adalah sekitar 8.000 Muslim Bosnia di dekat Srebrenica terbunuh, dan peristiwa ini konon merupakan peristiwa terburuk yang ada setelah perang dunia kedua.(fq/wb)