Pihak berwenang di Pakistan mengakui bahwa mereka telah menahan sekitar 40 pelajar Islam yang tergabung dalam Masjid Laal. Kelompok Masjid Laal itu diketahui sebagai kelompok yang getol menyuarakan penerapan Syariat Islam.
Seperti diberitakan berbagai media, proses penangkapan itu diawali dengan bentrokan sengit antara Kelompok Laal kontra pihak keamanan, yang menyebabkan disanderanya dua anggota kepolisian di dalam masjid.
Juru bicara pemerintah Pakistan memberikan keterangan, bahwa keempat puluh pelajar Islam itu "diciduk" saat mereka menuju ke Masjid Laal, yang sejak tiga hari sebelumnya menjadi tempat yang menegangkan akibat bentrok antara pihak keamanan bersenjata dengan para pelajar, pasca disanderanya empat personil kepolisian. Dua di antara polisi yang ditawan sudah dilepaskan pada Ahad (20/5).
"Empat puluh orang itu diduga provokator kerusuhan. Kami bertekad untuk mengencangkan operasi keamanan di pos-pos masuk dan keluar dari dan ke Ibukota Islamabad, untuk meyakinkan bahwa unsur-unsur tak diinginkan itu tak akan pernah bisa masuk (ke Islamabad), " tegas juru bicara pemerintah Pakistan Javed Shima.
Sementara itu Menteri Dalam Negeri Pakistan menegaskan bahwa pemerintah saat ini tengah mencari solusi untuk menuntaskan krisis ini. "Kami akan mengintensifkan semua tekanan untuk menjamin dibebaskannya dua personil kepolisian, " kata dia.
Mendagri Pakistan itu juga menambahkan, "Kami terus menjalin kontak dengan pihak manajemen Masjid Laal. Sampai saat ini kami berusaha untuk tidak menggunakan kekerasan, karena ada banyak wanita di sana. Kami tak ingin ada pertumpahan darah. "
Namun sikap berbeda ditunjukkan kepala kepolisian Pakistan yang menyatakan adanya kemungkinan penghancuran Masjid Laal. "Semua pilihan terbuka. Pilihan-pilihan itu sedang kami kaji, " ancamnya.(ilyas/im)