Empat belas partai politik dan gerakan kaum sekuler mengumumkan rencana mereka berpartisipasi dalam demonstrasi Tahrir Square pada hari Jum’at, 8 Juli mendatang. Mereka menuntut keadilan sosial, keamanan dan pembersihan sisa-sisa pejabat rezim digulingkan mantan Presiden Hosni Mubarak.
Dalam pernyataan bersama pada hari Selasa, kelompok sekuler mengklaim bahwa tuntutan revolusi belum terpenuhi. Karena lambatnya ditegakkan keadilan, belum adanya keamanan dan tidak jelasnya mengenai masa depan politik dan ekonomi Mesir.
Mereka meminta Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata untuk mewujudkan keadilan sosial dalam anggaran negara baru, menetapkan upah minimum yang lebih tinggi, mengeluarkan undang-undang baru pada kebebasan berserikat, kompensasi keluarga para syuhada dan tewas dalam aksi revolusioner, dan memulangkan semua uang yang telah dibawa lari ke luar negeri oleh Mubarak dan keluarganya.
Mereka juga menyerukan restrukturisasi Kementerian Dalam Negeri, pemecatan polisi yang melanggar HAM, dan pemberian kekuasaan lebih luas kepada perdana menteri untuk membersihkan korupsi dari lembaga negara.
Sementara itu, partai-partai Islam mengumumkan bahwa mereka akan memboikot demonstrasi. "Tujuan kelompok sekuler ingin membatalkan hasil-hasil revolusi ," kata juru bicara Jamaah al-Islamiyah Tarek Zomor.
"Kami digunakan untuk menyerukan negara sipil dengan referensi agama," kata Ahmed Helayel, anggota Uni Internasional Cendekiawan Al-Azhar. "Sekarang kita akan menyerukan sebuah negara yang benar-benar Islam.", ujarnya.
Kaum sekuler Mesir sekarang merasa tidak nyaman dengan tumbuhnya kekuatan Islam di Mesir, yang sangat signifikan dalam kehidupan politik nasional, yang menenggelamkan kaum sekuler. (mh/may)