Ratusan kaum nasionalis Rusia melakukan aksi unjuk rasa di pusat kota Moskow pada Sabtu (23/4), menuntut agar pembayaran uang sosial bagi wilayah-wilayah Muslim di wilayah Kaukasus Utara dihentikan.
Tuntutan itu dipicu oleh ketegangan sosial dan kekhawatiran akan situasi keamanan di Rusia menyusul serangan bom bunuh diri pada bulan Januari lalu di bandara Moskow yang menewaskan 37 orang. Pimpinan sebuah kelompok islamis di Kaukaus mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
"Kami lelah menyaksikan para pemuda Kaukasus menciptakan kekacauan di jalan-jalan, di sekolah dan universitas-universitas kami, tanpa dikenai hukuman," kata kata kordinator aksi Alexander Khromov pada kantor berita Interfax.
Para pemimpin organisasi sayap kanan juga ikut dalam aksi protes yang bertajuk "Hentikan Memberi Makan pada Kaukasus". Organisasi-organisasi tersebut memiliki hubungan dengan kelompok yang sering melakukan serangan mematikan pada para imigran asal Kaukasus dan asal Asia Tengah.
Jajak pendapat di Rusia menunjukkan makin meningkatnya sikap anti-Muslim di negara itu. Sebagian masyarakat Rusia frustasi melihat makin banyaknya pendatang Muslim di kota-kota negeri itu, yang dituding sebagai penyebab meningkatnya kriminalitas di Rusia.
Presiden Rusia Dmitry Medvedev dan Perdana Menteri Vladimir Putin– mantan presiden yang melancarkan perang ke wilayah Kaukasus pada tahun 1999–mengecam kekerasan berlatar belakang rasial yang kerap meletus di jalan-jalan. Medvedev menilai aksi-aksi kekerasan itu sebagai gangguan keamanan nasional, dan menuduh kaum imigran muslim sebagai biang keladi dari kerusuhan rasial tersebut.
Sejumlah pengunjuk rasa dari kalangan kaum Nasionalis Rusia yang berunjuk rasa hari Sabtu, mengenakan jaket bertuliskan "bomber" dan mengenakan kerudung. Mereka juga menuntupi wajah mereka agar tidak dikenali identitasnya.
Para pengunjuk rasa mengangkat tangan mereka ke udara, seperti hormat gaya Nazi sambil meneriakan slogan-slogan yang memuji etnis Rusia. Dalam sebuah orasi, seorang pemimpin aksi menyatakan, "Kita sudah terlalu banyak mengeluarkan uang dan darah di Kaukasus."
Polisi menjaga ketat aksi unjuk rasa dan menutup jalan-jalan yang menuju ke alun-alun di pusat kota Moskow. Aksi unjuk rasa berjalan aman dan tidak ada laporan aksi kekerasan selama unjuk rasa berlangsung. (ln/IW)