Daan Halots, Kastaf AD Israel yang sebelumnya diprediksi bakal menjadi perdana menteri Israel, kini mengalami hambatan karir politik serius yang menyebabkan ia tidak bisa meneruskan kedudukannya sebagai Kastaf AD Israel selama 3 tahun lagi. Bukan hanya itu, ia bahkan terancam tidak dibolehkan terlibat dalam aktifitas politik sama sekali di masa mendatang.
Halots menghadapi serangan kritik serius akibat kegagalan yang dialami tentara Israel dalam memerangi Hizbullah. Sejumlah media melontarkan kritik keras dan menyakitkan yang disampaikan para tokoh Israel soal kegagalannya itu.
Kritik itu bahkan meminta agar para wakil Knesset segera mencopot jabatan Halots. Terlebih setelah harian Ibrani membongkar dugaan perilaku Halots yang menjual saham miliknya sebesar 27 ribu dolar, hanya dua jam setelah dua tentara Israel tersandera oleh pejuang Hizbullah. Halots menjual saham karena yakin nilainya akan merosot drastis setelah tragedi penyanderaan itu. Halots juga dituding menolak mentah-mentah ide pertukaran tawanan untuk mengembalikan dua tentara yang diculik.
Harian Ibrani, Maarev, yang sempat mengkonfirmasi masalah ini kepada Halots menuliskan bahwa dua jam setelah dua serdadu Israel diculik dan terbunuhnya 8 serdadu Israel, penasihat keuangan Halots memintanya untuk segera menjual saham sebesar 27 ribu dollar. Karena sikapnya itu, Maarev, menuding Halots lebih memperhatikan upaya memperbesar kekayaannya pribadi ketimbang memikirkan keselamatan dua prajurit Israel yang ditawan Hizbullah. Yang juga membuat geram warga penjajah Israel, penjualan saham itu disebabkan Halots yakin perang besar akan meletus dan nilai sahamnya akan melorot. Seorang pembicara di TV chanel 10 bahkan berani mengatakan, “Masuk neraka lebih baik bagi Halots dan keluarganya.”
Isu miring tentang Halots juga sebenarnya sudah muncul beberapa waktu lalu. Terkait kondisi kesehatannya yang berulangkali harus dilarikan ke rumah sakit sehingga ia tidak bisa rutin memantau perkembangan peperangan yang tengah berkecamuk antara Israel dengan Hizbullah. Sakit perut yang diderita Halots diduga kuat punya kaitan dengan prestasi buruk militer Israel dan jatuhnya rudal-rudal Hizbullah ke sejumlah lokasi Israel. (na-str/iol)