Karya Seni Boleh Hina Islam? Tirulah Brasil dan Rusia

Tak heran jika Hjarpe berharap pada masa mendatang tak banyak lagi ungkapan seni yang berdalih kebebasan berekspresi dan memprovokasi umat Islam. Dengan demikian, kelompok ekstrem tak memanfaatkan hal ini untuk mewujudkan agenda mereka.

Vilks seakan tak peduli dengan perasaan umat Islam baik di Eropa maupun seluruh dunia dengan menggambarkan kartun Nabi Muhammad. Ia bahkan menyatakan bahwa apa yang dilakukannya merupakan sebuah ekspresi kebebasan yang mestinya tak dilarang.

Dalam sebuah wawancara dengan AP belum lama ini, Vilks mengatakan bahwa ia tak tertarik untuk menyerang Islam. Namun dalihnya, ia hanya ingin menunjukkan bahwa ia bisa membuat karya seni provokatif tentang beragam topik yang dipilihnya.

Ungkapan yang sama dilontarkan Jyllands-Posten. Surat kabar ini menyatakan bahwa dengan memuat 12 kartun Nabi Muhammad, merupakan langkah mereka untuk mempertahankan kebebasan dalam berbicara dan berpendapat.

Dalam kasus cadar di Prancis, cendekiawan Muslim, Tariq Ramadhan, saat berbicara di hadapan panel parlemen Prancis, mengatakan bahwa mestinya Prancis tak mempersoalkan masalah cadar yang dikenakan perempuan Muslim.

Lebih baik, kata dia, Prancis lebih memikirkan bagaimana Muslim bisa sepenuhnya terintegrasi. Dengan demikian, jelas Ramadhan, Pemerintah Prancis mestinya lebih fokus pada upaya menyelesaikan diskriminasi terhadap Muslim, misalnya dalam mendapatkan pekerjaan atau pendidikan.

Pengadilan negeri Sao Paulo, Brasil, melarang film anti-Islam berjudul “The Innocence of Muslims”, Selasa (25/9/2012). “YouTube diberi  tenggat selama sepuluh hari untuk menarik film yang dimaksud dari lamannya,” demikian bunyi putusan pengadilan. Putusan keluar beberapa jam setelah Presiden Brasil Dilma Rousseff di sidang Majelis Umum PBB mengkritik suburnya Islamofobia di Barat.