UEA Batasi Khutbah Jumat dan Shalat hanya 10 Menit

eramuslim.com – Pihak berwenang Uni Emirat Arab (UEA) meminta para imam di seluruh negeri untuk memangkas durasi khutbah Jumat dan shalat jamaah menjadi paling lama 10 menit. Arahan ini mulai berlaku sejak hari Jumat 28 Juni sampai bulan Oktober.

Ekspatriat asal Suriah Mohammed Yaseen, yang biasanya mengikuti shalat Jumat di Dubai Sports City, menyambut baik arahan tersebut.

“Belum lama ini saya terlambat ke masjid dan terpaksa shalat di bawah terik matahari,” katanya. “Rasanya rambut saya mau terbakar disebabkan sengatan panas. Saya berharap imam juga akan membacakan surat-surat pendek saja untuk memudahkan semua orang,” kata Yassen seperti dikutip Khaleej Times Kamis (27/6/2024).

Khutbah Jumat biasanya disampaikan selama 10-20 menit, tergantung khatib.

Ayaz Housee, pendakwah yang berbasis di Dubai, mengatakan banyak orang bersemangat untuk mengikuti shalat Jumat dan mereka berusaha untuk menghadiri shalat berjamaah sekali sepekan itu meskipun masjid penuh.

Pekerja migran asal Sudan Mohammed al Hassan juga senang dengan arahan tersebut.

“Terlebih suhu udara mencapai lebih dari 40 derajat, saya melihat banyak orang kesulitan untuk shalat di luar ruangan di bawah sengatan panas matahari,” ujarnya.

“Pengurangan waktu shalat menjadi hanya 10 menit akan sangat membantu terutama bagi mereka yang tidak mendapatkan tempat di dalam ruangan masjid… Ini merupakan perubahan kecil yang membuat perbedaan besar dalam hal kenyamanan dan kesejahteraan jamaah,” imbuhnya.

Kurun beberapa hari terakhir UEA mencatat suhu udara berkisar 48 dan 50 derajat Celsius. Temperatur panas di negara itu memecahkan rekor setengah abad pada 26 Juni. Puncak musim panas di negara itu biasanya antara Juli dan Agustus. Secara ilmu astronomi, musim panas berlangsung antara Juni sampai September.

Yaseen mengatakan jamaah tidak dapat langsung mengenakan alas kaki atau sepatu usai shalat apabila cuacanya panas.

“Ketika Anda meninggalkan sepatu di luar masjid atau tenda, sepatunya terpapar panas,” kata Yaseen. “Selesai shalat, Anda harus menunggu beberapa waktu untuk dapat mengenakan sepatu, terutama yang berbahan kulit. Jadi bisa dibayangkan bagaimana kesusahan orang yang shalat di bawah panas matahari. Menurut saya mempersingkat khutbah merupakan keputusan yang bijaksana.”

Arab Saudi pekan lalu mengeluarkan arahan serupa, mempersingkat khutbah Jumat dan shalat yang digelar di Dua Masjid Suci menjadi paling lama 15 menit sepanjang musim panas. (sumber: Hidayatullah)

Beri Komentar