Karena Jared Lee Loughner Sama Sekali Bukan Muslim

Sekretaris Negara AS, Hillary Clinton secara sukarela mengangkat percobaan pembunuhan Kongres Gabrielle Giffords pekan lalu dalam lawatannya ke dunia Arab;, membandingkan Jared Lee Loughner dengan seorang ekstremis Muslim. Departemen Luar Negeri AS langsung mengklarifikasi bahwa Hillary tidak mengatakan Loughner harus diperlakukan sebagai teroris.

"Negara kami juga mempunyai para ekstremis. Seorang, anggota Kongres yang masih muda dan berani dan menakjubkan—Giffords baru saja ditembak oleh ekstremis di negara kami," kata Clinton dalam acara "Townterview" dengan para mahasiswa siswa di Abu Dhabi.

Mahasiswa-mahasiswa itu bertanya kepada Clinton mengapa banyak orang di Amerika Serikat banyak menarget dunia Arab ketika menetapkan pekau serangan 9 / 11. Tanggapan Clinton? Ia mengambil perbandingan antara teroris Arab yang melakukan kekerasan dan Loughner.

"Para ekstremis dan suara mereka, suara-suara gila yang kadang-kadang muncul di TV, itu bukan tentang siapa kita, bukan siapa Anda, dan apa yang harus kita lakukan adalah melaluinya dan menjelaskan bahwa ini tidak mewakili ide-ide atau pendapat Amerika ataupun Arab," kata Clinton.

Namun Clinton tidak menganjurkan bahwa pemerintah AS memperlakukan Loughner dengan cara yang sama seperti memperlakukan yang mereka sebut “ekstremis” Muslim non-Amerika, yang mungkin mencakup penahanan tanpa pengadilan, interogasi agresif, atau bahkan pembunuhan di luar hukum.

"Dia membuat pernyataan dalam konteks lingkungan ia berada, dan berbicara secara paralel," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Mark Toner. "Saya tidak berpikir dia sedang berbicara tentang beberapa jenis ekivalensi dalam hal bagaimana kita memperlakukan mereka. Kami memiliki proses hukum, utamanya yang berkaitan dengan insiden Arizona."

Menurut hukum AS, istilah “terorisme” berarti, kekerasan bermotivasi politik terencana yang dilakukan terhadap target noncombatant oleh kelompok-kelompok subnasional atau agen rahasia. (sa/fp)