Sebuah komunitas Yahudi ultra-Ortodoks yang berada di Guatemala , yang dijuluki sebagai “Yahudi Taliban” oleh media Israel, akhirnya mulai meninggalkan sebuah desa di Guatemala barat setelah mereka membuat kegusaran warga setempat dengan membentuk komunitas tertutup serta memaksakan kebiasaan agama mereka di desa tersebut, BBC melaporkan pada hari Sabtu.
Sesepuh Dewan Kota San Juan La Laguna mengklaim bahwa beberapa kelompok masyarakat Yahudi yang ber-anggotakan 320 orang sering mengganggu kenyamanan warga lainnya dan wisatawan di desa yang berada di tepi danau.
Sebagian besar anggota komunitas Yahudi itu berimigrasi dari negara Amerika Serikat, Israel, Rusia dan Inggris, sementara sekitar 40 orang dari mereka adalah asli Guatemala, menurut AFP.
“Kami bertindak untuk membela diri dan menghormati hak-hak kami sebagai masyarakat adat. Konstitusi (Guatemala) dibuat melindungi kita karena kita perlu untuk melestarikan budaya kita, “kata juru bicara dewan kota , Miguel Vasquez.
Komunitas Yahudi ini menjalankan ajaran agama Yahudi dengan ketat, mereka juga memisahkan antar gender dalam sekolah, kerja dan lainnya, dan komunitas ini sangat yakin dan percaya bahwa negeri untuk Bani Israel tidak akan eksis hingga datangnya Masiyah yang dijanjikan. (Arby/Dz)