Ketua bidang dialog antar umat beragama Vatikan, Kardinal Jean-Luois Tauran menilai Muslim-Kristen terlalu banyak melakukan dialog tapi belum berhasil memecahkan akar persoalan yang menjadi jurang pemisah antara dua penganut agama terbesar di dunia itu.
Tauran mengatakan, berbagai inisiatif yang dihasilkan dari dialog-dialog tersebut terkesan tumpang tindih dan malah menimbulkan kesan bahwa peserta dialog sendiri bingung apa yang mesti dilakukan karena mereka tidak pernah mencapai kata sepakat.
"Setiap orang melakukan dialog. Tapi tidak tahu akan kemana arahnya. Ini membuktikan adanya minat yang besar untuk saling berdiskusi, tapi dialog-dialog itu menunjukkan adanya kebingungan," kata Tauran.
Menurutnya, Vatikan sudah membangun hubungan dan melakukan dialog dengan berbagai kelompok Muslim seperti Al-Azhar di Kairo, Syiah di Iran dan lembaga World Islamic Call Society di Libya. Namun semua dialog yang pernah dilakukan tidak menghasilkan satu suara yang bulat tentang hubungan Muslim-Kristen.
"Belum ada suara bulat. Dan hal itu tidak mungkin dicapai pada saat ini," tukas Tauran.
Sejumlah ulama dan intelektual Muslim tahun 2007 lalu mengirimkan surat terbuka pada para pemuka agama Kristen untuk membentuk sebuah forum dialog Muslim-Kristen, menyusul berbagai kasus pelecehan terhadap Islam mulai dari kasus kartun Rasulullah Saw sampai pernyataan Paus Benediktus yang menyinggung umat Islam dalam ceramahnya di sebuah universitas di Jerman.
Bulan Maret kemarin, Vatikan dan para ulama Muslim sepakat untuk menggelar pertemuan dan pertemuan itu dilaksanakan awal November kemarin di kota Roma selama tiga hari. Dalam pertemuan tersebut, Vatikan meminta agar Muslim dan umat Kristiani saling menghormati kebebasan beragama.
Pada bulan Juli lalu, juga pernah digelar konferensi antar umat beragama di Madrid, Spanyol dan baru-baru ini, para pemuka gereja berkumpul di Jenewa untuk membahas tentang bagaimana seharusnya umat Kristiani berinteraksi dengan Islam. Namun pertemuan itu juga tidak menghasilkan sebuah langkah konkrit.
Dialog antar umat beragama juga akan digelar hari Rabu sampai Kamis besok di New York atas inisiatif Raja Arab Saudi, Raja Abdullah bin Abdulaziz. Apakah dialog ini akan membuahkan langkah-langkah konkrit untuk menciptakan rasa saling menghormati dan kerjasama yang baik antar umat beragama dan bukan cuma pernyataan bersama di atas kertas antar pemuka agama seperti yang sudah-sudah, masih dipertanyakan. Pasalnya, berulangkali dialog, pelecehan terhadap agama terutama Islam masih sering terjadi dan sebagian masyarakat dunia masih bersembunyi dibalik alasan kebebasan berkespresi. (ln/iol/aby)