Kardinal Jerman Kritik Perlakuan Setara Antara Warga Muslim dan Kristen

Kardinal Jerman melontarkan pernyataan provokatif soal toleransi beragama di Jerman. Ketua konferensi keuskupan Jerman, Kardinal Karl Lehman mengatakan, dirinya sangat khawatir melihat kebebasan beragama, tanpa mempertimbangkan jumlah penganut dan latar belakang sejarahnya.

Sasaran pernyataan Lehman adalah para penganut agama Islam di Jerman. Menurut Lehman, "toleransi tanpa disertai sikap kritis" akan membuat warga Muslim menikmati perlakukan yang sama dengan umat Kristiani di negara itu. Padahal warga Muslim adalah warga minoritas di Jerman. Menurut Lehman, umat Kristiani lebih berperan besar dalam pembentukan sejarah Eropa dan budayanya.

"Netralitas negara terkait dengan agama-agama yang dianut setiap orang seharusnya tidak dikacaukan dengan sikap yang tidak kritis dan tidak peduli terhadap dampak dari agama itu di masyarakat, " ujarnya.

Pernyataan Lehman itu didukung oleh Sekretaris Jenderal Penasehat Partai konservatif Persatuan Demokratik Kristen, Ronald Pofalla. Ia menyatakan, Lehman berhak mengatakan bahwa Islam tidak boleh mendapat perlakuan sama dengan penganut Kristen di Jerman.

"Tidak seperti umat Kristiani, Islam tidak ada dalam akar budaya Eropa dan tidak merefleksikan pola hidup sehari-hari yang sama, " kata Pofalla.

Pernyataan Lehman yang provokatif itu menuai kecaman dari anggota parlemen Jerman Volker Beck. Ia menyatakan, pernyataan Lehman bisa memicu ketegangan sosial. Di sisi lain, menurut Beck, konstitusi Jerman mengharuskan penganut agama Islam diperlakukan sama dengan penganut Kristen.

Kecaman serupa dilontarkan Lale Akgün, anggota parlemen dari partai Sosial Demokrat yang mengurusi masalah-masalah warga Muslim. Menurutnya, pernyataan Lehman tidak realistis dan eksplosif.

"Siapa pun yang mengatakan bahwa Islam tidak boleh diperlakukan sama seperti agama-agama lainnya, dia sedang menimbun potensi ketegangan sosial, " ujar Lale.

Lehman mengeluarkan pernyataan itu, di tengah perdebatan tentang rencana pembangunan masjid raya di kota Cologne, Jerman. Dalam wawancara dengan radio Deutschlandfunk hari Rabu kemarin, Kardinal Joachim Meisner dari kota Cologne menyiratkan ketidaksenangannya atas rencana tersebut.

"Saya tidak ingin mengatakan khawatir, tapi saya merasa tidak nyaman dengan hal ini, " kata Meisner, yang tahun lalu melarang anak-anak yang beragama Katolik, berdoa bersama dengan teman-teman sekelasnya yang Muslim. (ln/iol)