Kantor perwakilan stasiun televisi berbahasa Arab al-Arabiya di Gaza mendapat serangan bom. Sejauh ini, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Tidak ada korban jiwa maupun korban luka dalam peristiwa yang terjadi Senin (22/1) malam waktu setempat. Karena saat serangan terjadi, kantor dalam keadaan kosong.
Aparat kepolisian menyatakan, bom itu diletakkan di luar gedung dan diledakkan dengan menggunakan detonator. Akibat ledakan, pintu kantor yang terbuat dari bahan metal, terlepas. Barang-barang furnitur dan kaca-kaca jendela hancur dan menimbulkan sebuah lubang di dinding.
Tim pemadam kebakaran berusaha memadamkan api yang disebabkan oleh ledakan, yang mengakibatkan aliran listrik di gedung delapan lantai itu terputus.
Para jurnalis di Gaza menyatakan akan melakukan aksi protes hari ini, Selasa (23/1) atas serangan bom tersebut. Sementara Hamas dan Brigade Martir al-Aqsa-sayap militer Fatah-menyatakan mengutuk serangan itu.
Manajer kantor al-Arabiya di Gaza, Raham Abdul Karim mengatakan, staffnya belakangan ini kerap menerima ancaman pembunuhan dan ancaman itu sudah dilaporkan ke pihak pemerintah.
"Kami menerima ancaman yang jelas bahwa mereka akan meledakkan kantor dan membunuh para pekerjanya, " kata Raham.
Seorang pegawai di al-Arabiya mengungkapkan, mereka menerima ancaman dari penelpon gelap pekan kemarin, yang mengatakan akan melukai para pekerja dan membakar kantor al-Arabiya. Ancaman itu datang setelah stasiun televisi itu menayangkan sebuah rekaman komentar PM Palestina, Ismail Haniyah. Akibat ancaman itu, menurut sejumlah saksi mata, para pegawai al-Arabiya tidak masuk kerja selama beberapa hari.
Hamas memang sempat memprotes tayangan al-Arabiya dan menyatakan akan melakukan gugatan hukum jika stasiun televisi yang berbasis di Dubai itu tidak segera minta maaf pada Haniyah. Hamas menilai penayangan komentar Haniyah oleh al-Arabiya, di luar konteks.
Sementara pihak berwenang di al-Arabiya menyatakan, mereka sama sekali tidak mengedit tayangan rekaman pernyataan Haniyah yang mereka ambil dari sebuah situs Palestina. Untuk itu, Al-Arabiya juga memberikan kesempatan bagi penasehat Haniyah untuk menjelaskan sikap Hamas terhadap tayangan tersebut melalui siaran al-Arabiya.
Juru bicara Hamas, Ismail Rudwan menyatakan, pihaknya tidak terlibat dalam serangan tersebut dan tidak pernah melakukan ancaman lewat telepon.
Juru bicara Hamas lainnya, Ghazi Ahmad menyatakan, "Meski ada ketidaksetujuan antara kami dan al-Arabiya, kami menolak cara seperti ini dan kami menilai cara ini tidak bisa diterima. Saya mendesak menteri dalam negeri untuk mencari tahu siapa yang bertanggung jawab."
Kantor berita Palestina WAFA menyebutkan, kecaman atas serangan bom ke kantor al-Arabiya juga dilontarkan Presiden Palestina Mahmud Abbas.
Demikian pula dengan kordinator organisasi Committee to Protect Journalist wilayah Timur Tengah, Joel Campagna. "Kami mengutuk serangan memalukan ini dan menyerukan otoritas Palestina untuk mencari orang-orang yang bertanggung jawab atas kejahatan ini dan menyeret mereka ke meja hijau, " tuntut Campagna.
"Kecenderungan makin meningkatnya intimidasi terhadap para jurnalis, secara subtansial telah mengikis kebebasan pers di Tepi Barat dan Jalur Gaza, " sambungnya. (ln/aljz)