Kanselir Jerman Angela Merkel lagi-lagi melontarkan pernyataan provokatif yang menyinggung warga Muslim. Merkel, yang juga puteri seorang pastor beraliran Lutheran ini, di hadapan anggota Kongres dari kelompok Kristen Demokrat mengatakan, "Kita harus mengawasi agar kubah-kubah masjid tidak dibangun lebih tinggi daripada menara gereja" sehingga terlihat lebih menonjol.
Pernyataan Merkel memicu reaksi dari tokoh-tokoh Muslim di negeri itu. Juru bicara Coordination Council of Muslim-organisasi yang mewadahi warga Muslim Jerman-Bekir Alboga menilai pernyataan Merkel itu bermotifkan politik. Dan ia mengungkapkan kekhawatirannya, jika masjid menjadi isu sentral kampanye para politisi menjelang pemilu di Jerman.
"Kita harus hati-hati terhadap perdebatan-perdebatan semu dengan tujuan politik, yang tidak ada kaitannya dengan kenyataan di lapangan, " Alboga mengingatkan.
"Komentar-komentar seperti yang dilontarkan Kanselir Merkel tentang masjid… Kembali pada pendapat dari otoritas yang berwenang memberikan izin mendirikan bangunan berdasarkan pada keputusan mereka terkait dengan kondisi lokal dan konsensus antara warga setempat dan komunitas masjid, " paparnya.
Pembangunan masjid memang menjadi isu yang sensitif di Jerman. Kalangan konservatif di wilayah Bavaria sudah sejak lama menyatakan bahwa menara-menara masjid tidak boleh menghalangi menara-menara gereja. Sementara itu, warga lokal di Berlin, Munich dan Cologne menentang keras rencana pembangunan masjid di wilayah mereka.
Alboga sangat menyayangkan perdebatan masalah masjid ini terjadi. Menurutnya, warga Muslim dan Kristen punya persoalan lain yang lebih penting yang harus didialogkan ketimbang berdebat masalah menara masjid dan menara gereja.
Sejak kelompok konservatif yang diwakili Merkel naik ke tampuk kekuasaan di Jerman pada bulan November 2005, Islamofobia makin merebak di Jerman. Pada bulan Juni kemarin misalnya, Merkel menandatangani pernyataan yang dibuat oleh seorang Kardinal Jerman yang isinya menyatakan bahwa Jerman tidak kritis dalam sikap toleransinya pada warga Muslim, sehingga warga Muslim menikmati posisi yang sama dengan umat Kristiani di negeri itu.
Kardinal Karl Lehman, ketua Konferensi Keuskupan Jerman mengaku prihatin melihat kebebasan beragama yang mengarah pada persamaan perlakukan pada semua agama tanpa melihat jumlah penganut agama mana yang lebih besar dan latar belakang sejarahnya.
Di Jerman saat ini diperkirakan ada 3, 2 juta warga Muslim yang mayoritas berasal dari keturunan Turki. Jerman merupakan negara kedua di Eropa setelah Prancis, yang jumlah warga muslimnya paling besar. (ln/iol)