Kampanye ‘1 Malaysia’ Sama Dengan ‘One Israel’?

Kondisi politik Malaysia semakin memanas. Sekarang ini, angota parlemen negeri itu tengah membuka jalan untuk menyerang Anwar Ibrahim—oposisi dalam pemerintahan Malaysia.

Pasalnya, Anwar Ibrahim menyatakan slogan “1 Malaysia” yang diusung rivalnya perdana menteri Najib Razak, diyakini merupakan adopsi dari slogan rasial “One Israel” yang dicanangkan oleh bangsa Yahudi pada tahun 1991.

Karuan saja, masalah ini menimbulkan riak di Malaysia, terutama karena negara Muslim di Asia Tenggara itu tidak mengakui Israel secara diplomatis.

Panitia hak istimewa, dijadwalkan bertemu dalam sidang parlemen berikutnya di bulan Juni, tengah merekomendasikan sanksi untuk Anwar. Itu bisa jadi termasuk larangannya dari parlemen.

Tanggapan Anwar? "Ini merupakan trend yang sangat tidak sehat, sangat tidak demokratis, dan regresif. Ini adalah pengabaian aturan hukum dan bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi," kata Anwar kepada para wartawan di lobi parlemen setelah pemilihan.

Tuduhan Anwar tentang ‘1 Malaysia’ itu, yang dibantah oleh pemerintah dan penasihatnya, menyebabkan perdebatan yang gaduh di parlemen sebelum opisisi memilih walk-out.

"Dia sudah menyalahartikan DPR karena ‘1 Malaysia’ bukan dari ‘Satu Israel.’ Dia tahu Muslim Melaysia sensitif terhadap Israel itulah mengapa ia memilih itu," kata Nazri Aziz, seorang menteri di Departemen Perdana Menteri.

Anwar saat ini sedang berada dalam proses pengadilan atas tuduhan sodomi yang masih diragukan kebenarannya pada tahun 1998. Ketika itu ia diberhentikan sebagai wakil perdana menteri. Mula-mula ia dinyatakan bersalah dalam persidangan, tetapi putusan itu kemudian dibatalkan.

Ketegangan politik di Malaysia meninggi sejak pemilihan umum 2008 di mana aliansi Front Nasional yang berkuasa menderita kekalahan telak, kehilangan lima suara dari 13 negara bagian Malaysia.

Dan kampanye ‘1 Malaysia" Najib yang dipampang di papan reklame di seluruh negeri, ditujukan untuk memenangkan kembali pemilih etnis Cina dan India untuk koalisi Front Nasional yang memerintah Malaysia selama 52 tahun. (sa/arabnews)