"Kami Tidak Menginginkan Muslim di Amerika"

Lembaga advokasi Muslim Council on American-Islamic Relations (CAIR) wilayah Washington, kembali melaporkan kasus vandalisme yang menimpa seorang ibu muslim di Redmond. Ibu berjilbab itu terkejut melihat mobilnya yang penuh dengan coretan sekembalinya dari sebuah kedai kopi, pada Senin (23/5) sore.

Ia melihat tulisan-tulisan bernuansa kebencian di mobilnya; "Kami tidak menginginkan (Muslim) di Amerika" yang ditulis dalam bahasa Inggris, dan "Kami tidak menginginkan Muslim di negara kami, pergilah" yang ditulis dalam bahasa Arab.

"Sulit dipercaya, seseorang akan membenci saya hanya karena keyakinan agama saya," kata ibu yang tidak mau disebut jati dirinya atau diambil fotonya. Ia sedang bersama putrinya yang berusia 9 tahun saat mengalami peristiwa itu.

Dalam keterangan pers bersama dengan CAIR Washington pada Selasa (24/5), ibu itu mengatakan bahwa ia tidak marah membaca tulisan-tulisan di mobilnya. Tapi ia syok, kejadian seperti ini terjadi di tengah komunitas dimana ia dibesarkan. Di tengah masyarakat yang ia cintai.

"Kami cuma orang biasa, dan saya berharap pelakunya menyadari bahwa mereka tidak akan bisa membuat kami takut untuk bepergian ke luar. Kami akan terus menjalani hidup kami seperti biasanya," tukas ibu yang mobilnya jadi korban vandalisme tadi.

Aksi-aksi berlatar kebencian terhadap Islam dan Muslim masih saja terjadi, meski CAIR sudah meminta aparat keamanan dan penegak hukum di AS untuk memberikan perhatian pada masalah ini. Awal Mei kemarin, CAIR wilayah Michigan juga melaporkan kasus serupa. Mobil milik seorang Muslim dicoret-doret dengan tulisan berisi kata-kata rasialis. CAIR Michigan sudah meminta aparat berwenang untuk secara serius menyelidiki kasus ini.

Direktur Eksekutif CAIR Washington Arsalan Bukhari mengatakan, koalisi lintas agama dan para pemuka masyarakat, belum lama ini juga meminta agar Everett Community College membatalkan undangan terhadap pembicara yang Islamofobia untuk mengisi rangkaian ceramah tentang "Islam di Amerika" yang digelar kampus tersebut.

Menurut Bukhari, kasus-kasus berlatar belakang kebencian terhadap Islam dan Muslim, dengan sasaran komunitas dan institusi Muslim, makin meningkat pascterbunuhnya Usamah Bin Ladin. (ln/KIROTV)