Turis asal Israel yang setiap musim panas biasanya banyak berdatangan ke Turki untuk berwisata, pada tahun ini mengalami penurunan drastis. Penurunan ini ditengarai akibat ketegangan yang sempat mencuat antara kedua negara pasca KTT Ekonomi di Davos, Swiss, awal tahun silam.
Biasanya, di awal bulan Mei di setiap tahunnya saja, turis Israel yang melancong dan tiba di Turki bisa mencapai ratusan ribu orang. Namun, Mei tahun ini, jumlah pelancong Israel ke Turki hanya mencapai 550.000-an orang.
Sensus kepariwisataan Turki mencatat angka penurunan jumlah pelancong Israel tersebut hingga 60,5 persen.
Taymur Bayndir, ketua asoiasi pemilik hotel di kawasan wisata pesisir selatan Turki mengatakan, kejadian Davos sangat berpengaruh besar terhadap penurunan jumlah pelancong asal Israel ini.
Sementara itu, Danial Zimit, pemimpin redaksi majalah wisata Israel Zimit Marketing Communications mengatakan, di dalam negeri Israel tengah terjadi semacam pemboikotan secara diam-diam terhadap Turki.
Sebelumnya, Turki adalah negeri yang menjadi salah satu tujuan utama dan favorit warga Israel yang hendak berlibur di musim panas. Meski negara Muslim, tetapi Turki menerapkan dan menganut sistem sekulerisme dan menjadi mitra Israel di kawasan.
Turki memiliki sejumlah tempat wisata yang banyak dituju oleh para wisatawan dari berbagai belahan dunia. Selain elok, eksotik, dan nyaman, tempat-tepat wisata di Turki juga sarat dan kaya akan nilai sejarah: sejarah tiga benua, sejarah dua dunia (Timur dan Barat), serta sejarah berbagai imperium, dinasti, dan juga agama. (L2/db)