Gerakan Islam menetapkan hari Jumat (9/2) besok, sebagai Hari Masjid al-Aqsha. Pada hari ini semua umat Islam diminta untuk melakukan perlawanan terhadap tindakan Israel yang terus menggali lokasi kiblat pertama umat Islam itu.
Selain Gerakan Islam, sejumlah tokoh Muslim Dunia juga menyerukan agar umat Islam bergerak mempertahankan keberadaan Masjid al-Aqsha.
"Hari Jumat akan didedikasikan untuk mempertahankan al-Aqsha. Kami menyerukan masyarakat Arab dan Muslim untuk menjadikan hari Jumat besok diperingati sebagai hari pembelaan al-Aqsha, " kata juru bicara Gerakan Islam, Zahi Nugaydat.
Untuk itu, hari Jumat besok, Gerakan Islam akan mengkordinir aksi massa di kota Nazareth untuk memprotes penggalian yang dilakukan Israel di Masjid al-Aqsha.
"Kami berharap seruan kami mendapat perhatian karena al-Aqsha adalah tempat suci bagi semua umat Islam, bukan hanya bagi rakyat Palestina, " tukas Nugaydat.
Sejak Selasa (6/2), buldoser-buldoser Israel sudah menghancurkan jembatan kayu yang menuju ke arah Pintu Maghariba, Masjid al-Aqsha dan merusak dua ruangan di bawah tanah. Tapi seperti biasa, dunia internasional diam seribu bahasa melihat aksi perusakan yang dilakukan para Zionis Israel itu.
Selain Gerakan Islam, Union for Muslim Scholars (IUMS) pimpinan Syaikh Yusuf al-Qaradhawi juga menyerukan umat Islam di dunia untuk bersatu mempertahankan Masjid al-Aqsha dari kehancuran yang dilakukan Israel.
"Segala bentuk perusakan terhadap al-Aqsha akan memicu kemarahan umat Islam di seluruh dunia. Kami menyerukan umat Islam untuk mengerahkan upaya untuk mempertahankan tempat suci itu dengan melakukan aksi unjuk rasa damai, " demikian bunyi pernyataan resmi IUMS seperti dikutip dari Islamonline.
IUMS juga menyerukan para intelektual Muslim untuk memobilisasi umat Islam untuk melawan rencana jahat Zionis terhadap Masjid al-Aqsha. IUMS meminta Liga Arab, Organisasi Konferensi Islam, PBB dan Uni Eropa untuk ikut turun tangan menghentikan aksi-aksi Israel yang merusak Masjid al-Aqsha, yang merupakan tempat suci ketiga umat Islam, setelah Makkah dan Madinah.
Dari Mesir, Imam Besar Al-Azhar juga menyerukan umat Islam sedunia untuk mempertahankan Masjid al-Aqsha. Begitu juga dengan organisasi Ikhwanul Muslimin di Mesir. Mereka mengajak umat Islam untuk segera bertindak guna menyelamatkan al-Aqsha.
Kecaman terhadap aksi penggalian Israel di lokasi Masjid al-Aqsha juga sudah disampaikan secara resmi pada pemerintah Israel oleh Raja Abdullah dari Yordania. Raja Abdullah mengatakan, penggalian yang dilakukan Israel adalah ancaman bagi Masjid al-Aqsha dan merupakan pelanggaran yang nyata yang dilakukan Israel terhadap tempat suci umat Islam.
"Tindakan Israel itu hanya akan menciptakan situasi yang tidak akan membantu suksesnya upaya pemulihan perdamaian yang saat ini sedang dilakukan, " kata Raja Abdullah.
Raja Muhammad VI dari Maroko juga mengecam penggalian yang dilakukan Israel di lokasi Masjid al-Aqsha. Ia mengatakan, tindakan Israel itu bertujuan untuk "merusak identitas kota Islam." Raja Muhammad mendesak Israel agar segera menghentikan penggalian.
Kemarahan atas penggalian yang dilakukan pemerintah Israel, juga terjadi di kalangan masyarakat Israel. Mereka khawatir apa yang dilakukan pemerintahnya, akan membangkitkan kembali perlawanan Intifada dari rakyat Palestina.
Pemerintah Israel dianggap lagi-lagi memprovokasi umat Islam dunia dan rakyat Palestina. Pemerintah Israel dinilai tidak segan-segan menyalakan "api" di wilayah Palestina dengan melakukan kebijakan-kebijakan yang tidak bertanggungjawab. Upaya perusakan Masjid al-Aqsha juga merupakan upaya pemerintah Israel mengalihkan perhatian publik dari kegagalan mereka dalam perang dengan Hizbullah di Libanon beberapa waktu lalu.
Sejak pasca perang Arab-Israel tahun 1967, pemerintahan Zionis itu sudah mencoba menghancurkan kompleks Masjid al-Aqsha, dengan merubuhkan sejumlah tempat-tempat bersejarah dan sebuah sudut di pintu gerbang al-Maghariba. Pemerintah Israel juga menghapus jalan setapak al-Maghariba dari peta al-Quds.
Pada 21 Agustus 1969, kelompok Yahudi ortodoks di Israel mencoba membakar tempat suci umat Islam itu, hingga merusak sisi selatan seluas 1. 500 meter dari total 4. 400 meter Masjid al-Aqsha dan merusak sebuah mimbar bersejarah yang dibangun oleh Salahudin al-Ayyubi, tokoh pahlawan Muslim yang membebaskan Yerusalem dari pasukan Kristen pada masa Perang Salib. (ln/iol)