Bulan Juli, menjadi bulan yang penuh dengan kematian bagi warga sipil di Irak. Menurut data dari kementerian kesehatan Irak dan kamar mayat di Baghdad, rata-rata ada 110 warga Irak yang tewas setiap hari, pada bulan Juli.
Jumlah total rakyat Irak yang tewas sepanjang bulan Juli adalah 3.438 orang, naik 9 persen dibandingkan pada bulan Juni, atau hampir dua kali lipat dari jumlah warga yang tewas pada bulan Januari.
Meningkatnya angka warga yang tewas mengindikasikan bahwa kekerasan sektarian yang terjadi di Irak sudah tidak terkontrol dan membuat para pejabat senior di Irak dan para analis militer AS makin berani mengatakan bahwa sudah terjadi perang saudara di Irak dan pasukan AS terjebak di antara kelompok milisi Sunni dan Syiah.
Angka itu juga membuktikan bahwa rencana pengamanan di Baghdad dengan membuat pos-pos pemeriksaan atas inisiatif PM Nouri al-Maliki, tidak efektif untuk mencegah munculnya kekerasan. Padahal rencana pengamanan itu, membuat AS mengirimkan pasukan tambahan ke Baghdad.
Saat ini ada sekitar 50 ribu pasukan AS dan Irak yang melakukan penyerbuan dan penggeledahan di seluruh kota Baghdad. Mereka menangkap, bahkan tidak segan-segan membunuh anggota kelompok bersenjata di Irak yang melawan pemerintah.
Sementara itu, hari ini, Rabu (16/8) kota Baghdad kembali diguncang ledakan bom yang menewaskan tujuh warga sipil dan melukai 18 orang lainnya.
Sumber di kepolisian menyebutkan, bom itu diletakkan di bawah sebuah jalan flyover, dekat rumah sakit di timur Baghdad. Para korban kebanyakan para buruh yang mencari pekerjaan harian. (ln/arabworldnews/ aljz)