Presiden Mesir Muhammad Mursi tidak menyebutkan akan melanjutkan hubungan dengan Iran selama kunjungannya ke Teheran, juru bicaranya kepresidenan Yassir Ali mengatakan pada hari Minggu kemarin (2/9), menyangkal pernyataan pejabat Iran.
“Pertemuan antara Presiden Muhammad Mursi dan mitra Iran-nya Mahmoud Ahmadinejad tidak membahas pembicaraan tentang upaya meningkatkan tingkat representasi atau membuka kedutaan,” kata Ali, dikutip oleh harian milik negara Al-Ahram.
Kehadiran Mursi di KTT (NAM) Gerakan Non-Blok di Teheran adalah pertama kalinya dilakukan oleh seorang kepala negara Mesir yang menginjakkan kaki di Iran sejak kedua negara memutuskan hubungan diplomatik di tengah revolusi Syiah 1979.
Menurut Ali, kedua pemimpin sepakat untuk mengadakan “dialog yang lebih intens untuk membahas urusan yang umum, termasuk isu-isu regional.”
Pada hari Kamis pekan lalu, Wakil Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian mengatakan saluran televisi berbahasa Persia Al-Alam bahwa selama pertemuan mereka, Ahmadinejad dan Mursi membahas konflik Suriah dan hubungan diplomatik yang terputus antara ke dua negara.
Republik Syiah Iran telah beberapa kali berusaha untuk menormalkan hubungan dengan Mesir sejak penggulingan Presiden Hosni Mubarak pada tahun 2011.
Mursi yang berasal dari Ikhwanul Muslimin Mesir engatakan dia sedang mencari hubungan yang lebih luas di Timur Tengah, termasuk dengan Teheran. Tapi dia sejauh ini bereaksi sangat hati-hati terhadap tawaran Iran.(fq/aby)