Mahmud Ghozlan, juru bicara Ikhwanul Muslimin, menggambarkan serangan kandidat presiden Ahmad Syafiq terhadap Ikhwan selama konferensi pers hari Minggu kemarin (3/6) sebagai fitnah dan upaya Syafiq mengingkari kesetiaannya kepada rezim Mubarak yang terguling.
Selama konferensi pers, Syafiq melemparkan sejumlah serangan kepada Ikhwanul Muslimin. Mantan perdana menteri itu menuduh Ikhwan menjadi bagian dari rezim lama dan menyatakan kelompok Ikhwanul Muslimin adalah yang pertama yang membahayakan hak para martir revolusi dengan meminta keluarga mereka untuk menerima uang darah, bukan keadilan.
Ghozlan mengklarifikasi isu “uang darah” dalam menanggapi serangan Syafiq engan mengatakan bahwa menerima uang tidak berarti kompromi pada penegakan hukuman yang adil.
Ghozlan juga membantah klaim Syafiq bahwa Ikhwanul Muslimin merupakan kelompok sektarianisme, mengatakan bahwa setiap kelompok atau gerakan memiliki ideologi umum, seperti halnya setiap partai politik.
Syafiq dalam pernyataannya lebih jauh menuduh Ikhwanul Muslimin menyalahgunakan media. Ghozlan menegaskan bahwa tuduhan ini merupakan upaya dari Syafiq untuk menghasut media melawan Ikhwan, sama seperti ia mencoba melakukannya dengan petani, perempuan dan Koptik.
“Semua orang tahu siapa sebenarnya Syafiq,” kata Ghozlan.(fq/alahram)