Sedikitnya 15 orang dilaporkan tewas pada hari ini akibat polisi Mesir bergerak membubarkan paksa demonstran pro Mursi yang berkemah , kata saksi mata.
Kantor berita pemerintah mengatakan pasukan keamanan telah mulai menerapkan rencana bertahap untuk membubarkan para pengunjuk rasa, yang hampir pasti akan memperdalam gejolak politik di Mesir.
Koresponden Al Arabiya di Kairo mengatakan bentrokan antara pasukan keamanan dan pengunjuk rasa di pro-Mursi kamp Rabaa al-Adawiya telah meletus dan sangat mencekam.
Pasukan keamanan menembakkan gas air mata ke dalam barisan demonstran , dan asap mengepul di lokasi Masjid Rabaa Al Adawiyah dengan beberapa helikopter militer berputar di sekitar Square.
“Ini adalah awal dari operasi untuk membubarkan para demonstran,” kata seorang pejabat keamanan kepada AFP.
Saksi mata, Ahshur Abid mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa 15 orang tewas saat operasi pembuabaran dimulai. Ia mengatakan melihat banyak jasad demonstran dikirim ke rumah sakit .
Para koresponden Al Arabiya melaporkan bahwa pasukan keamanan membuka jalur Nasr Street, bagi mereka yang ingin meninggalkan kamp.
Koresponden menambahkan bahwa beberapa demonstran mulai membakar ban untuk memblokir akses pasukan keamanan.
Sebuah televisi Associated Press mengabarkan bahwa mereka bisa mendengar jeritan perempuan dan anak anak di bawah selimut awan asap putih menggantung di atas Nasr City.
Dia mengatakan buldoser tentara telah meratakan gundukan kantong pasir dan dinding bata yang dibangun oleh para demonstran sebagai garis pertahanan di Kota Nasr .
Sementara itu, pasukan keamanan setelah selesai memutus jalur Nahda Square , mengumumkan telah mengendalikan penuh lokasi tersebut itu, kata pernyataan kementerian dalam negeri. Saksi mata melaporkan bahwa pasukan keamanan telah memblokir semua akses ke kamp. Gas air mata tercium sengat melalui udara.
Tayangan televisi menunjukkan beberapa anggota pasukan keamanan meruntuhkan tenda tenda di kamp. yang terletak di tepi barat Sungai Nil di dekat Universitas Kairo.
Nahda Square benar-benar di bawah kendali pasukan polisi yang telah meruntuhkan sebagian besar tenda di alun-alun,” kata kementerian itu.
Seorang pejabat keamanan mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa puluhan pendukung Mursi telah ditangkap .
Pendukung Ikhwanul Muslimin mulai berbaris dari Masjid Salam di Kairo bergerak menuju Rabaa al-Adawiya. Kalangan Islamis mendesak rakyat Mesir untuk menentang apa yang mereka sebut sebagai “pembantaian,” lapor kantor berita AFP.
“Ini bukan upaya untuk membubarkan, tapi upaya berdarah untuk menghancurkan semua suara rakyat terhadap kudeta militer,” kata juru bicara Ikhwanul Jihad al-Haddad di Twitter.
Para demonstran protes yang masih di Rabaa al-Adawiya, di mana beberapa pemimpin Ikhwanul juga masih menetap disana, menyerukan rakyat Mesir untuk turun ke jalan untuk menghentikan pembantaian,” kata Haddad.
Ikhwan mengatakan sedikitnya 100 orang tewas dan lebih dari 2.000 terluka dalam tindakan keras polisi terhadap dua lokasi kamp protes.
“100 -an lebih ikhwan gugur dan 2000 an terluka,” kata Haddad di Twitter. (Arby/Dz)