Para Joki Hajar Aswad Menghilang dari Masjidil Haram

hajar aswadSetelah insiden penangkapan seorang joki yang menawarkan jasa mencium hajar aswad, keberadaan mereka menghilang dari kawasan Masjidil Haram.

Sehari setelah pengeroyokan dua petugas pengamanan haji dari Sektor Khusus oleh sekitar 10 joki, tidak tampak para joki itu di kawasan area tawaf. “Mereka sudah menghilang sementara ini,” kata Kasi Pengamanan Daerah Kerja Makkah Asep Abdullah, kemarin.

Menurut Asep, menghilangnya para joki di sekitar Masjidil Haram kemungkinan akibat ditangkapnya seorang joki pada Rabu (3/10).

Joki yang ditangkap di area tawaf berinisial AS (31 tahun). Dia punya keluarga di Kalimantan.  AS merupakan lulusan sekolah dasar.

AS, yang bersama sekitar 10 orang lainnya mengeroyok dua petugas pengamanan jamaah haji Indonesia di Masjidil Haram itu, sudah tujuh tahun menjadi mukimin di Saudi.

Menurut Asep, AS sudah terbiasa menjadi joki dengan berpura-pura menawarkan jasa mencium hajar aswad, tapi di akhir memaksa dengan meminta imbalan uang dalam jumlah tinggi.

Dua petugas pengamanan Sektor Khusus dikeroyok sekitar 10 orang joki yang menawarkan jasa mencium Hajar Aswad kepada jamaah.

Pengeroyokan yang terjadi di depan Ka’bah itu karena dua petugas jamaah haji Indonesia ini hendak menggagalkan transaksi penawaran jasa mencium Hajar Aswad.

“Waktu pagi usai shalat Subuh, saya bertemu orang yang mau membayar jasa joki, terus saya bilang kepada jamaah tersebut agar jangan mau,” kata Affan Ardian, petugas Sektor Khusus Daker Makkah. Akibatnya, si joki itu memanggil kawan-kawannya yang saat itu sedang berada di area tawaf.

Arobi Rahakbauw, petugas Sektor Khusus yang juga korban pengeroyokan joki mengatakan, hasil penyisirannya seharian di arah pintu Misfalah tak menemukan aktivitas para joki.

“Saya sudah menyisir, malam, pagi, tidak ada, bersih,” kata Arobi yang berasal dari kesatuan TNI Angkatan Udara ini.

Penyisiran dilakukan di sekitar arah pintu Misfalah karena banyak dari para joki itu yang diindikasikan bermukim di daerah tersebut.

Menurut Arobi, para joki itu beroperasi secara terorganisasi. “Diperkirakan komplotan mereka seratusan orang,” kata Arobi. (RoL/KH)