Stasiun televisi swasta di Kuwait, Al-Rai, Kamis (9/2) menayangkan video Jill Carroll, 28, wartawan AS yang sudah sebulan ini diculik dan disandera di Irak. Dalam video tersebut, Carroll mengenakan jilbab berwarna putih dan kondisinya nampak sehat. Ia memohon agar dirinya segera dibebaskan dan permintaan para penculiknya dikabulkan.
"Saya di sini dengan para mujahidin. Saya mengirimkan anda surat yang saya tulis tangan. Saya di sini baik-baik saja. Tolong, lakukan saja apa yang mereka inginkan. Berikan saja apapun yang mereka inginkan secepat mungkin. Waktunya sangat sempit. Cepatlah bertindak," pinta Carroll dalam tayangan video yang singkat itu.
Carroll sempat mengatakan bahwa video itu direkam pada 2 Februari, tapi ia tidak menyebutkan apa yang ia tulis dalam suratnya. TV Al-Rai mendapatkan surat tersebut bersamaan dengan video rekaman itu, namun Jassem Boodai, Kepala TV Al-Rai pada Reuters mengatakan bahwa stasiun televisinya tidak akan menyiarkan isi surat tersebut. "Karena ada hal-hal sensitif yang disebut dalam surat itu, kami menyerahkannya ke pihak berwenang di Kuwait," kata Boodai.
Carroll yang bekerja sebagai wartawan freelance untuk surat kabar Christian Science Monitor, diculik di Baghdad pada 7 Januari lalu oleh sekelompok orang bersenjata. Dalam penculikan itu, kelompok penculik membunuh penerjemah Carroll.
Pihak Christian Science Monitor menyatakan ingin mendapatkan informasi tentang surat yang ditulis Carroll. "Sangat sulit melihat seseorang berbicara di bawah paksaan dan dalam situasi seperti sekarang ini," kata Richard Bergenheim, editor CSM dalam keterangannya.
"Kami sedang mencari informasi yang lebih banyak tentang surat yang disebut Jill dalam rekaman video itu. Kami terus melakukan kontak dengan keluarga Jill dan melakukan apapun yang mungkin untuk membebaskan Jill," sambung Bergenheim.
Carroll terakhir terlihat dalam rekaman video yang ditayangkan televisi Aljazeera pada 30 Januari kemarin. Dalam video itu ia meminta rekan-rekannya sesama wartawan AS untuk melakukan tekanan terhadap pembebasan wanita-wanita Irak yang dipenjara oleh pasukan AS. (ln/aljz)