Kehidupan warga Muslim di AS tetap dinamis meski masih berada di bawah tekanan dan diskriminasi. Di negara bagian South Florida misalnya, sekarang makin banyak remaja Muslimah yang memilih mengenakan jilbab.
"Sekarang Anda bisa melihat makin banyak para muslimah yang berusia antara 18 dan 30 tahun di South Florida, yang mengenakan jilbab dibandingkan dengan sepuluh tahun yang lalu, " kata Aisha Musa, asisten profesor studi Islam di Florida International University
Surat kabar Sun-Sentinel edisi Senin (29/10) yang menurunkan laporan ini mengutip pernyataan sejumlah muslimah berjilbab yang mengatakan bahwa mereka ingin menunjukkan identitasnya sebagai Muslim.
"Kami tidak takut untuk menunjukkan siapa kami, " kata Salma Howeedy, yang masih berusia 17 tahun.
Jumlah warga Muslim di South Florida sekitar 70. 000 orang dan selama beberapa tahun belakangan ini, menunjukkan peningkatan. "Saya pikir jumlah warga Muslim di sini cukup besar, dan ini menguntungkan anak-anak mudanya dalam hal kekuatan dan dorongan bagi mereka untuk mengenakan jilbab, " kata Amy Ali, seorang asisten tenaga medis di Tamarac.
"Jilbab bukan lagi pemandangan yang aneh di sini, " sambung Ali, yang puterinya juga mengenakan jilbab.
Fareeza Ghani yang mengenakan jilbab sejak dua tahun lalu, beruntung tidak mengalami kendala di tengah rekan kerjanya, karena jilbab yang dikenakannya.
"Keesokan harinya, saya pergi kerja dan semua orang bisa menerimanya. Mereka menghormati saya, " kata Ghani yang bekerja sebagai eksekutif di sebuah perusahaan periklanan.
Kalaupun ada yang khawatir tentang jilbab, justru para orang tua yang anak-anak perempuannya mengenakan jilbab. Mereka khawatir putri-putri mereka diperlakukan diskriminatif atau menjadi sasaran kejahatan rasis karena mengenakan jilbab.
"Ketika pertama saya bilang ke ibu saya, beliau khawatir dengan reaksi negatif yang mungkin akan saya alami dari orang lain. Beliau tidak mau saya menjadi korban, " ujar Ghani menceritakan awal ia ingin mengenakan jilbab. Tapi sekarang, ibu Ghani juga ikut mengenakan jilbab.
Namun, tidak semua muslimah berjilbab bernasib baik seperti Ghani. Samina Qureshi, seorang dokter di kawasan Coral Spring mengungkapkan pengalamannya dan pengalaman puterinya yang juga berjilbab,
"Saya sering melihatnya dengan anak perempuan saya. Orang menutup jendela begitu melihat kami, dan mengejek kami. Jilbab, masih menjadi konflik bagi budaya Barat. Banyak muslimah berjilbab bercerita pada saya, bahwa mereka menjadi target pelecehan, " papar Qureshi. (ln/iol)