Presiden Palestina Mahmud Abbas berhasil membuahkan kesepakatan dengan harakah Jihad Islami untuk menghentikan sementara penembakan rudal terhadap target Zionis Israel.
Penghentian sementara peluncuran rudal itu dilakukan untuk menenangkan situasi, setelah Israel secara membabi buta melakukan penangkapan massal terhadap 38 rakyat Palestina. Lama penghentian pelontaran rudal itu, 3 minggu saja.
Menurut harian Haaretz, Abbas memang telah melakukan kesepakatan dengan para petinggi harakah Jihad Islami untuk tidak melakukan penembakan rudal ke wilayah Israel. Dalam harian Israel itu disebutkan bahwa pihak militer Israel juga telah menyaksikan kebenaran komitmen Jihad Islami, lantaran mereka memang melihat secara tembakan rudal oleh pejuang Palestina sudah menurun drastis. Namun, bukan berarti tak ada konflik senjata, mengingat sejumlah serangan senjata masih kerap terjadi antara pejuang Palestina dan militer Israel di sejumlah tempat.
Masih menurut Haaretz, setelah masa tenang yang telah disepakati antara Abbas dengan Jihad Islami dan kelompok Fatah, selanjutnya, Abbas direncanakan juga akan melakukan dialog dengan petinggi Hamas dengan Batalyon Al-Qassamnya, untuk mencapai kesepakatan yang sama.
Abbas sendiri dalam pertemuan pertama kali beberapa hari lalu dengan PM Israel Ehud Olmert meminta agar Israel memperpanjang masa gencatan senjata yang pernah disepakati di Ghaza dan Tepi Barat. Pihak Israel konon menyetujui permintaan Abbas itu dengan syarat, Abbas bisa benar-benar mewujudkan ketenangan di perbatasan Ghaza yang selama ini kerap digunakan sebagai landasan penembakan rudal ke arah Israel. (na-str/albwb)