Gerakan Jihad Islam, salah satu komponen pejuang Palestina yang disegani Israel, menyatakan dukungannya kepada Hamas dalam menghadapi tekanan PLO. Seperti diberitakan, PLO sebagai institusi nasional yang sebelum ini dianggap satu-satunya wakil Palestina di publik internasional, kini tidak diakui lagi oleh pemerintahan Hamas. Hamas menolak perwakilan PLO karena Hamas tidak sejalan dengan proses perdamaian yang selama ini dijalani PLO dengan Israel.
Dalam kaitan inilah, Jihad Islam menetapkan dukungan mereka kepada Hamas. Mereka menyatakan akan tetap mendukung sikap Hamas untuk menentang tekanan “luar dan dalam” terkait pengakuan terhadap eksistensi Israel, juga soal tekanan untuk mengakui perjanjian terhadap Zionis Israel, dan pelucutan senjata pejuang Palestina.
Pernyataan Jihad Islam ini juga disampaikan setelah PLO menyatakan menolak program pemerintah Hamas yang tidak mengadopsi nama PLO sebagai satu-satunya perwakilan Palestina. Dalam konferensi pers di Ghaza, Khadar Habib, salah satu elit gerakan Jihad Islam mengatakan, “Kami nyatakan sikap kami mendukung Hamas.” Ia menegaskan menolak semua tekanan untuk memaksa Hamas mengakui Zionis Israel, melucuti senjata atau menerima PLO sebagai perwakilan resmi satu-satunya dari Palestina. Sikap PLO itu, menurut Habib, “Salah satu cara tekanan terhadap Hamas untuk menyetujui poin-poin perundingan yang telah disepakati oleh PLO dengan AS dan Israel. Pengakuan terhadap Israel adalah wilayah terlarang, dan kami harus memberi kepada Hamas kesempatan bagaimana mereka melakukan prinsip-prinsip perjuangannya.”
Habib juga mengajak digelarnya komunikasi internal dalam tubuh rakyat Palestina, guna menata kembali bangunan rumah Palestina. Selain itu, ia menyebutkan bahwa PLO memang merupakan produk nasional Palestina, namun ia telah melakukan kekeliruan yang bisa menghancurkan dirinya sendiri.
Dalam hal ini, gerakan Jihad Islam menyatakan tidak bermaksud menghapus atau menghancurkan PLO, melainkan berupaya untuk meluruskan dan menajamkan peranannya dalam berbagai program politik guna menyatukan seluruh kelompok di Palestina. (na-str/iol)