Dr. Ramadhan Abdullah Shalh, sekjen Harakah Jihad Islam di Palestina, meminta Abbas untuk netral dalam soal membuka atau menutup kemungkinan dialog. Shalh menyampaikan agar Abbas mau membuka pintu dialog dengan Hamas guna mencari jalan keluar dari krisis yang kini terjadi di Ghaza dan Tepi Barat.
Abbas juga diminta meninggalkan sikapnya yang sama sekali menutup pintu dialog dengan para pemimpin Hamas, terutama Ismail Haniyah.
Dalam dialog dengan Islamonline, Shalh mengatakan, “Kunci solusi dari krisis ini adalah keinginan berdialog. ” Ia mengingatkan Abu Mazen (Mahmud Abbas), bahwa Zionis Israel telah melakukan kekejian dan peperangan luar biasa terhadap rakyat Palestina, tapi mengapa Abu Mazen masih mau dan ingin membuka dialog dengan PM Israel Olmert? Mengapa Abu Mazen justru menutup pintu terhadap Hamas?
Shalh juga mengingatkan bahwa saat ini bangsa Palestina masih dalam fase perjuangan kemerdekaan sehingga sangat diperlukan koordinasi dan kesatuan visi dalam memperjuangkannya. “Saya tidak dalam posisi mendukung atau menolak kelompok ini dan itu. Tapi saya melihat ada banyak tuntutan yang harus dipenuhi, semua pihak punya kesalahan, baik Hamas maupun Fatah, ” ujarnya.
Terkait dengan penolakan Abbas untuk berdialog dengan Hamas, Shalh mengatakan, “Saya pribadi terus terang terkejut dengan pernyataan itu. Abu Mazen menolak dialog dengan Hamas, padahal Israel telah melakukan kejahatan apa saja, dari merampas Palestina, menduduki, yudaisasi, membunuh, menangkap dan menghancurkan, tapi kemudian Abu Mazen justru siap berdialog dengan Israel?”
Ia lalu mengatakan, “Yang lebih mendesak adalah, justru membuka dialog untuk saling memahami dengan Hamas. Apa yang diinginkan Hamas dari Abu Mazen? Apa yang diinginkan Abu Mazen dari Hamas? Karena itulah diperlukan dialog. ” (na-str/iol)